Komputer merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan komputer, kini berbagai kegiatan bisa dilakukan dengan cepat dan efisien. Tak ayal, fungsi komputer saat ini bisa tergantikan oleh laptop, yang menawarkan mobilitas yang tinggi. Walaupun begitu, komputer tetap digunakan untuk beberapa keperluan yang memang tak perlu dilakukan secara mobile.
Peran komputer dan laptop tentu saja tidak akan bisa maksimal jika tidak ada dua komponen perangkat lunak utama, yaitu BIOS dan sistem operasi (OS). Kedua komponen ini merupakan “nyawa” bagi tiap komputer ataupun laptop. BIOS menjadi “nyawa” dasar, karena memiliki fungsi untuk mengecek semua komponen yang terpasang pada komputer atau laptop. Sedangkan, OS menjadi “nyawa” utama karena bisa memfasilitasi pengguna komputer atau laptop dengan komponen-komponen pendukung di dalamnya.
Tentu saja, kedua komponen ini memiliki fungsi dan perbedaan yang kentara.
Pengertian BIOS
BIOS, singkatan dari Basic Input Output System, adalah suatu software yang mengatur fungsi dasar dari perangkat keras (hardware) komputer. Software ini ditulis dalam bahasa assembly dan akan dijalankan terlebih dahulu sebelum sistem operasi dijalankan. BIOS sendiri tertanam di dalam sebuah chip ROM atau Flash Memory yang berbahan dasar Complimentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS), dimana chip ini terdapat pada motherboard.
Untuk menjaga pengaturan BIOS dan tanggal yang telah diatur tidak ter-reset (kembali ke pengaturan awal) meskipun komputer dimatikan, maka terdapat baterai yang disebut baterai CMOS.
Fungsi utama dari BIOS adalah memberikan instruksi untuk mengidentifikasi hardware yang terpasang pada sistem komputer atau laptop ketika mulai booting. Instruksi ini dikenal juga dengan istilah POST (Power On Selft Test)
Cara kerja BIOS dimulai dari proses inisialisasi. Saat proses ini dilakukan, Anda bisa melihat kapasitas memori yang tersedia, jenis harddisk beserta kapasitasnya, dan lainnya. Lalu, BIOS akan mencari, menginisialisasi, dan menampilkan informasi dari kartu grafis. Terakhir, BIOS akan mengecek perangkat lainnya dan melakukan pemeriksaan RAM, yaitu Memory Count Up Test. Setelah semua pemeriksaan berhasil dilakukan, BIOS akan mencari lokasi booting tempat sistem operasi terinstal dan segera mengalihkan proses ke sistem operasi.
Pengertian Sistem Operasi
Sistem operasi adalah jenis perangkat lunak (software) yang bertugas untuk melakukan manajemen (pengelolaan) perangkat keras dan juga operasi-operasi yang dilakukan oleh sistem komputer, termasuk dalam menjalankan software yang bisa digunakan untuk membantu kegiatan manusia.
Fungsi sistem operasi adalah menjadi software lapisan pertama yang berlokasi di harddisk komputer ketika komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya akan dijalankan setelah sistem operasi di komputer atau laptop berjalan dengan baik. Sistem operasi selanjutnya akan melakukan layanan dasar secara umum untuk software-software tersebut.
Layanan dasar tersebut adalah akses ke harddisk, manajemen memori (RAM), scheduling task, dan antarmuka pengguna. Sehingga setiap software tak perlu lagi melakukan tugas-tugas tersebut. Nah, bagian melakukan tugas-tugas dasar dan umum tersebut dikenal dengan nama kernel.
Perbedaan OS dan BIOS
Sekarang mari kita lihat perbedaan sistem operasi dan BIOS berdasarkan pengertian yang telah kami tuliskan sebelumnya di atas.
1. Fungsi
Fungsi sistem operasi berbeda dengan BIOS. Sistem operasi memiliki penjadwalan sistematis, yang mencakup perhitungan penggunaan memori, pemrosesan dan penyimpanan data, serta sumber daya lainnya. Untuk fungsi-fungsi perangkat keras lainnya, seperti pengelolaan data masukan dan keluaran serta alokasi memori, sistem operasi bertindak sebagai jembatan atau perantara antara program aplikasi dengan perangkat keras (hardware). Meskipun begitu, kode-kode program aplikasi biasanya dijalankan langsung oleh perangkat keras dan seringkali akan menghubungi sistem operasi.
Sedangkan, fungsi BIOS adalah memastikan bahwa komputer atau laptop telah memiliki semua komponen dan fungsi yang diperlukan untuk bisa memulai startup sistem operasi. Contohnya seperti penggunaan memori (RAM), mouse, keyboard, monitor, dan komponen lainnya. Jika ada kesalahan yang terdeteksi pada saat pemeriksaan, BIOS akan memerintahkan komputer atau laptop untuk memberitahu pengguna bahwa ada masalah pada sistem berupa kode. Kode tersebut biasanya disampaikan dalam bentuk kombinasi bunyi beep yang menyesuaikan dengan jenis masalah yang terjadi. Salah satunya adalah kode untuk menyatakan terdeteksinya ciri-ciri VGA rusak.
2. Komponen-komponen
Sistem operasi umumnya terdiri dari beberapa bagian, diantaranya:
- Mekanisme booting, yaitu meletakkan kernel ke dalam memori.
- Kernel,atau inti dari sebuah sistem operasi.
- Command Interpreter, yang bertugas untuk membaca masukan data dari pengguna.
- Library, yang menyediakan kumpulan fungsi dasar yang dapat digunakan oleh aplikasi lain.
- Driver, fungsinya untuk berinteraksi dengan hardware di luar sistem dan sekaligus mengontrolnya.
- Resource Allocator, yang bertugas mengatur dan mengalokasikan resource dari perangkat.
- Handler, yang berperan untuk mengendalikan sistem agar terhindar dari kesalahan dan penggunaan resource yang tak perlu.
Sedangkan pada BIOS, komponen-komponennya berbeda dengan sistem operasi. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Program BIOS Setup, yang memungkinkan pengguna untuk mengubah pengaturan komputer sesuai keinginan. Parameter pengaturan yang dapat diubah adalah urutan booting komputer, pengelolaan daya listrik, kinerja komputer, dan lainnya.
Driver. Eitts, driver di BIOS diperuntukan bagi hardware dasar dari sebuah laptop atau komputer, seperti video adapter, perangkat input dasar (mouse dan keyboard), prosesor, dan beberapa perangkat lainnya untuk system operasi dasar 16-bit, yang digunakan untuk sistem operasi DOS.
Program bootstraper utama, yang memungkinkan komputer atau laptop dalam melakukan proses booting ke dalam sistem operasi yang terinstal.
3. Tampilan Antarmuka
Tampilan antarmuka antara sistem operasi dengan BIOS sangatlah berbeda. Sistem operasi sendiri memiliki dua jenis tampilan antarmuka, yaitu CLI (Command Line Interface) atau antarmuka berbasis teks, dan GUI (Graphical User Interface) atau antarmuka berbasis gambar. Sedangkan BIOS hanya memiliki satu jenis tampilan antarmuka, yaitu CLI. Meskipun ada beberapa BIOS yang menggunakan tampilan gambar, hal tersebut bukan berarti BIOS menggunakan CLI.
Sebagai pembanding, berikut contoh tampilan antarmuka dari sistem operasi dan BIOS:
Tampilan Windows 10
Tampilan BIOS rilisan American Megatrends Incorporated (AMI)
4. Varian Produk
Perbedaan satu ini sangatlah kentara karena keduanya memiliki fungsi yang berbeda, yang pastinya akan berbeda pula varian produknya.
Jenis-jenis sistem operasi komputer yang dirilis di pasaran diantaranya:
- Microsoft Windows, mulai dari Windows XP hingga Windows 10
- Linux dengan berbagai distro turunannya, seperti Ubuntu, Linux Mint, Debian, SUSE, KaliLinux, dan lainnya
- iOS
- Android dengan berbagai versinya, mulai dari Android Gingerbread hingga Android Pie, versi terbaru Android saat ini.
Sedangkan jenis-jenis BIOS yang ada saat ini yaitu:
- Phoenix BIOS
- Award BIOS
- AMI BIOS
- Award Modular BIOS
- Award Medallion BIOS
- HP BIOS
- Dan lainnya.
Selain keempat poin perbedaan yang telah kami ulas di atas, berikut ini adalah beberapa perbedaan sistem operasi dan BIOS lainnya berdasarkan karakteristiknya:
- Karakteristik Sistem Operasi
- Memori penyimpanan yang digunakan adalah RAM.
- Bersifat temporer. Artinya, sistem operasi bisa dihapus dari komputer atau laptop jika diinginkan
- Media penyimpanan data yang digunakan adalah harddisk, flashdisk, dan lainnya.
- Sistem Operasi dapat mengatur sistem kerja hardware
- Sistem Operasi bertindak sebagai perantara antara pengguna dengan hardware komputer
- Karakteristik BIOS (Basic Input Output System)
- Memori penyimpanan yang digunakan adalah ROM.
- Bersifat permanen atau tetap. Maksudnya, BIOS akan selalu terinstal dan tidak bisa dihapus.
- BIOS bukanlah perantara antara program aplikasi dengan pengguna.