Tutorial Social Network

Informasi Seputar Media Sosial

Tutorial Computer

Informasi Seputar Komputer

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Website

Informasi Seputar Pemrograman Website

Tutorial Windows

Informasi Seputar Sistem Operasi Windows

Tutorial Linux

Informasi Seputar Sistem Operasi Linux

Tutorial Android

Informasi Seputar Android

Saturday, 6 February 2021

4 Cara Membuat Tabel di Word

Tabel adalah sekumpulan kotak yang tersusun ke dalam baris dan kolom. Tabel dapat digunakan untuk mengatur jenis konten, khususnya jika pekerjaan Anda adalah mengolah teks atau data numerik agar mudah dipahami. Dengan Microsoft Word, Anda dapat menambahkan tabel kosong atau mengubah teks / konten yang ada menjadi sebuah tabel dengan cepat. Biasanya, mengubah teks menjadi tabel ini diterapkan juga pada cara membuat brosur dengan Microsoft Word, dimana konten dalam sebuah brosur harus singkat, padat, dan jelas. Anda juga bisa menyesuaikan tabel yang Anda buat menggunakan gaya dan tampilan yang berbeda-beda. Itulah salah satu fungsi software pengolah kata dari Microsoft Corp. ini yang bisa Anda manfaatkan.

Lalu, seperti apa cara membuat tabel di Word? Nah, pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan semuanya. Oh iya, pastikan Anda telah melakukan cara install Microsoft Office di komputer atau laptop Anda yahh. Jika belum, yahh install dong. Pada contoh di bawah ini, kami menggunakan Microsoft Word 2016. Jika Anda menggunakan Microsoft Word versi 2016 ke bawah (2007, 2010, atau 2013), Anda masih bisa mengikuti cara-cara di bawah ini. Tentu saja dengan sedikit penyesuaian karena bisa jadi ada beberapa tampilan pada Microsoft Word yang Anda gunakan berbeda dengan tampilan di Microsoft Word 2016. Oke, berikut ini informasinya untuk Anda:

1 1. Menambahkan tabel kosong
2 2. Mengubah teks yang ada menjadi tabel
3 e. Mengatur border pada tabel

1. Menambahkan tabel kosong
Tentu saja, Anda harus menambahkan sebuah tabel kosong pada lembar Word Anda. Cara menambahkannya cukup mudah kok, berikut ini cara-caranya:
Tempatkan kursor teks di mana Anda hendak menambahkan tabel. Kursor teks ini berbentuk garis yang berkedip di lembar Word Anda. Apakah Anda sudah menemukannya?
Lalu, pilih tab Insert pada menu bar Word 2016, kemudian klik “Table” seperti gambar di bawah ini.


Selanjutnya akan muncul menu drop-down yang berisi kotak-kotak. Nah, seret kursor mouse Anda dari kotak kiri atas untuk memilih jumlah kolom dan baris yang Anda inginkan. Sesuaikan jumlah kotak yang berwarna jingga agar sesuai dengan keinginan Anda. Contoh, jika Anda hendak membuat tabel dengan 6 kolom dan 6 baris seperti pada gambar di bawah, maka Anda menyeret kursor mouse dari kotak kiri atas ke 6 kotak dari kiri dan 6 kotak dari atas.
Untuk mengkonfirmasi jumlah kolom dan baris yang Anda kehendaki, lepaskan jari Anda dari tombol kiri mouse. Selanjutnya, tabel akan muncul dengan jumlah kolom dan baris sesuai kehendak Anda.

Untuk memasukkan teks ke dalam tabel, tempatkan kursor teks di setiap kotak, baru deh Anda bisa mulai mengetik.

Untuk berpindah dari satu kotak ke kotak sebelahnya, Anda bisa menggunakan tombol Tab atau tombol panah pada keyboard. Jika kursor teks berada di kotak terakhir, ketika Anda menekan tombol Tab, maka kursor teks akan secara otomatis membuat baris baru.

2. Mengubah teks yang ada menjadi tabel
Suatu saat, bisa saja Anda menemukan teks yang bisa diubah menjadi tabel. Seperti pada contoh di bawah ini, dimana setiap baris teks berisi bagian dari checklist, tugas-tugas dan hari dalam seminggu. Item-item dari tiap bagian dipisahkan dengan tab. Word dapat mengubah informasi ini ke dalam tabel, dengan cara menggunakan karakter tab untuk memisahkan data ke dalam kolom. Berikut ini caranya:
Pilih teks yang akan diubah menjadi tabel. Gambar di bawah ini adalah contohnya.



Buka tab Insert, kemudian klik “Table”.
Pilih “Convert Text to Table” dari menu drop-down.


Selanjutnya, akan muncul sebuah kotak dialog. Pilih salah satu opsi pada bagian “Separate text at”. Fungsi dari opsi-opsi ini adalah untuk mengatur bagaimana Word mengetahui apa yang harus dimasukkan ke dalam setiap kolom pada tabel yang hendak dibuat berdasarkan teks. Pada contoh kali ini, kita akan memisahkan data dalam teks berdasarkan tab, maka pilih “Tabs” pada bagian “Separate text at”.


Klik OK. Dan voila, kini teks Anda sudah tersaji dalam bentuk tabel.


Oh iya, Anda juga bisa kok menambahkan tabel dari file Excel ke dalam dokumen Word. Caranya gimana? Coba deh Anda simak artikel kami seputar cara merubah Excel ke Word yang pernah kami bahas di situs ini.

3. Memodifikasi tabel
Setelah Anda menerapkan cara membuat tabel di Word yang telah kami berikan di atas, kini Anda bisa mengatur tabel tersebut agar sesuai keinginan. Dengan Word, Anda juga bisa mengubah tampilan tabel yang telah ditambahkan ke dalam dokumen Anda dengan mudah. Ada beberapa pilihan modifikasi, termasuk menambahkan baris atau kolom dan mengubah gaya layout tabel. Berikut ini cara-caranya:

a. Menambahkan baris atau kolom
Arahkan kursor mouse Anda di luar tabel yang ingin Anda tambahkan baris atau kolom. Untuk Word 2016, klik tanda plus yang muncul seperti pada gambar di bawah.

Dan voila, jadilah sebuah baris atau kolom baru yang ditambahkan ke dalam tabel.


Selain dengan cara di atas, Anda juga dapat menambahkan kolom atau baris pada tabel dengan cara klik kanan tabel, lalu pilih Insert untuk melihat berbagai pilihan baris dan kolom seperti gambar di bawah. Anda bisa memilih untuk menambahkan kolom di kiri atau kanan kotak, serta menambahkan baris di atas atau bawah kotak yang Anda klik. Cara ini adalah cara satu-satunya untuk menambahkan baris atau kolom tabel pada Word 2016 ke bawah.


b. Menghapus baris atau kolom
Jika tadi Anda sudah tahu cara menambahkan kolom atau baris pada tabel, kini kami akan menunjukkan cara menghapus baris atau kolom pada tabel yang Anda tambahkan di Word. Berikut ini caranya:
Tempatkan kursor teks di baris atau kolom yang ingin Anda hapus.
Klik kanan, lalu pilih “Delete Cell”.

Lalu, sebuah kotak dialog akan muncul. Anda bisa memilih “Delete entire row” untuk menghapus satu baris atau “Delete entire column” untuk menghapus satu kolom, kemudian klik OK.

Baris atau kolom sudah dihapus.

c. Menerapkan gaya pada tabel
Fitur gaya pada layout tabel memungkinkan Anda untuk mengubah tampilan dan layout dari tabel Anda dengan singkat dan mudah. Fitur ini memiliki beberapa elemen desain, termasuk warna, border, dan font. Gimana sih cara menggunakannya?
Klik kotak mana saja di tabel Anda, lalu klik tab “Design” pada ribbon “Table Tools”.


Cari bagian “Table Styles”, lalu klik drop-down “More” untuk melihat daftar lengkap dari gaya-gaya yang tersedia.


Pilih gaya tabel yang diinginkan.


Dan jreng jreng, gaya tabel yang Anda pilih kini sudah diterapkan pada tabel yang Anda pilih.


d. Mengubah pilihan gaya tabel

Setelah Anda memilih gaya untuk tabel yang Anda buat, Anda dapat mengaktifkan atau menonaktifkan berbagai pilihan untuk mengubah tampilan tabel tersebut. Ada enam pilihan, yaitu: Header Row, Total Row, Banded Rows, First Column, Last Column, dan Banded Columns. Berikut ini caranya:
Klik pada kotak mana saja di tabel Anda, lalu pilih tab “Design” pada menu bar.
Cari bagian “Table Style Options“, kemudian centang atau hapus centang dari opsi yang dikehendaki.


Eng ing eng, kini gaya yang diterapkan pada tabel Anda sudah dimodifikasi.


Opsi-opsi yang tersedia akan tergantung pada Tabel Style yang Anda pilih. Sehingga opsi-opsi pada bagian “Table Style Options” bisa jadi memiliki efek yang berbeda pada tabel Anda. Coba deh Anda lakukan eksperimen untuk mendapatkan tampilan tabel yang Anda inginkan.
e. Mengatur border pada tabel

Apa itu border? Sesuai dengan definisinya dalam Bahasa Indonesia, border adalah garis yang membatasi kotak-kotak pada tabel. Kotak ini berfungsi untuk menegaskan perbedaan konten pada setiap kotak di tabel. Anda ga perlu untuk melakukan cara membuat garis di Microsoft Word untuk membuat border ini, karena Microsoft Word telah menyediakan perintah khusus untuk itu. Gimana cara mengatur border pada tabel di Word? Berikut ini caranya.
Pilih kotak (atau beberapa kotak) pada tabel yang ingin ditambahkan border.

Pilih tab “Design”, lalu pada bagian “Borders”, sesuaikan Line Style, Line Weight, dan Pen Color, sesuai keinginan.


Klik panah drop-down di bawah “Borders”.
Pilih salah satu jenis border dari menu drop-down yang muncul.


Selanjutnya, Anda akan melihat border yang diterapkan pada kotak yang dipilih.

4. Memodifikasi tabel menggunakan tab Layout
Di Word, tab Layout akan muncul setiap kali Anda memilih tabel Anda. Tab ini berada pada ribbon “Table Tools”. Anda dapat menggunakan beberapa perintah pada tab ini untuk memodifikasi layout atau tata letak pada tabel Anda. Berikut ini kendali layout atau tata letak tabel pada Word:
“Rows and Columns”: Perintah ini berfungsi untuk memasukkan atau menghapus baris dan kolom tabel dengan cepat. Hal ini dapat sangat berguna jika Anda ingin menambahkan konten baru di tengah tabel Anda.

“Merge dan Split Cells”: Beberapa tabel terkadang membutuhkan tata letak yang tidak sesuai dengan layout kotak standar. Anda bisa saja hendak menggabungkan beberapa kotak yang berdekatan pada tabel menjadi satu kotak atau membagi sel menjadi dua. Gunakan perintah ini untuk melakukan hal tersebut.

“Change Cell Size”: Dengan perintah ini, Anda bisa mengatur tinggi baris atau lebar kolom pada tabel Anda sesuai keinginan secara manual. Anda juga bisa menggunakan perintah AutoFit, fitur untuk menyesuaikan lebar kolom dan tinggi baris secara otomatis berdasarkan teks yang berada di dalam kotak tabel.

“Distribute Rows/Columns”: Agar tabel Anda terlihat rapi dan terorganisir, Anda bisa jadi hendak mendistribusikan baris atau kolom yang sama. Ini akan membuat kotak-kotak pada tabel Anda memiliki ukuran yang sama. Anda dapat menerapkan perintah ini untuk seluruh kotak pada tabel atau hanya sebagian saja.

“Align Cell Text”: Dengan perintah ini, Anda dapat mengubah perataan teks di dalam tabel yang Anda buat. Anda bisa mengaturnya menjadi rata kiri atas, rata kiri tengah, rata kiri bawah, dan sebagainya.
“Change Text Direction”: Dengan perintah ini, Anda dapat mengubah arah teks dari horizontal menjadi vertikal dengan mudah.

3 Cara Membuat Grafik di Word

Grafik adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi menggunakan bentuk grafis. Hal ini termasuk juga grafik dalam dokumen yang bisa membantu Anda dalam menggambarkan data numerik, seperti perbandingan dan tren, sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.
Bicara mengenai grafik, penyajian sebuah informasi dalam bentuk grafik dapat dilakukan menggunakan software pengolah kata. Salah satu fungsi software pengolah kata yang banyak dirilis di pasaran adalah untuk mengubah teks di dalam dokumen menjadi tampilan grafik. Dan sebagai salah satu software pengolah kata, Microsoft Word telah menyediakan fungsi tersebut.

Gimana sih cara membuat grafik di Microsoft Word? Eitsss, sebelum itu kami akan jelaskan dulu apa itu grafik di dalam sebuah dokumen dan macam-macamnya. Yuk kita simak pembahasannya:

Jenis Grafik
Ada beberapa jenis grafik di dalam Microsoft Word yang bisa Anda pilih. Agar Anda dapat menggunakan grafik dengan efektif, Anda harus memahami dulu ciri khas dari masing-masing jenis tersebut. Berikut adalah informasi lebih lanjut tentang jenis grafik yang tersedia di Word:

Grafik kolom: grafik jenis ini menggunakan batang vertikal untuk menyampaikan data. Grafik ini dapat digunakan untuk berbagai jenis data, namun grafik ini biasanya sering digunakan untuk membandingkan beberapa data di dalam sebuah informasi.

Grafik garis: grafik jenis ini berguna untuk menampilkan tren. Titik -titik data saling terhubung dengan garis. Hal tersebut dapat memudahkan pembaca untuk melihat apakah tren sebuah atau beberapa data cenderung meningkat atau menurun dari waktu ke waktu.

Diagram Pie: seperti namanya, grafik jenis ini terdiri dari potongan sebuah lingkaran yang diibaratkan seperti potongan pie. Grafik ini dapat mempermudah pembaca ketika membandingkan proporsi, dimana setiap nilai ditampilkan sebagai sepotong kue. Sehingga pembaca bisa dengan mudah untuk melihat nilai-nilai yang membentuk persentase jumlah keseluruhannya.

Grafik Batang: grafik ini mirip seperti grafik kolom. Yang membedakan adalah grafik ini menggunakan batang horisontal, bukan vertikal.

Grafik Area: grafik ini menyerupai grafik garis, namun terdapat daerah terisi yang ada di bawah garis tersebut.

Grafik Permukaan: dengan grafik ini, Anda dimungkinkan untuk menampilkan data pada tampilan 3D (3 dimensi). Grafik ini cocok digunakan untuk sebuah data yang besar dan banyak, yang memungkinkan Anda untuk merepresentasikan berbagai informasi pada saat yang sama.

Mengidentifikasi bagian-bagian di dalam grafik
Selain jenis grafik, Anda juga perlu memahami cara membaca grafik. Grafik sendiri mengandung beberapa unsur atau bagian, yang dapat membantu Anda untuk menginterpretasikan data yang disampaikan di dalam grafik. Berikut adalah bagian-bagian yang berbeda dari grafik.

Vertical Axis (Sumbu vertikal, juga dikenal sebagai sumbu y): adalah bagian vertikal dari sebuah grafik. Sumbu vertikal mengukur nilai dari kolom.

Chart Title (Judul grafik): Judul ini harus menggambarkan apa sih data yang disampaikan pada grafik secara jelas.

Horizontal Axis (Sumbu horizontal, juga dikenal sebagai sumbu x): adalah bagian horisontal dari sebuah grafik. Biasanya, sumbu horizontal mengidentifikasi kategori pada informasi yang disampaikan dalam grafik.

Data Series: Seri data ini terdiri dari titik-titik data yang terkait di dalam sebuah grafik.
Legend (Legenda:) Fungsinya untuk mengidentifikasi setiap seri data yang mewakili masing-masing warna atau bentuk dari sebuah grafik.

Untuk menambahkan grafik ke dalam dokumen Word, Anda akan memanfaatkan jendela spreadsheet yang terpisah untuk memasukkan dan mengedit data yang dibuatkan grafik, layaknya membuat spreadsheet di Microsoft Excel. Proses memasukkan data di dalam spreadsheet cukup sederhana kok. Namun jika Anda tidak terbiasa dengan Excel, Anda mungkin harus membaca artikel kami seputar rumus lengkap Excel atau mencari tahu cara menggunakan Microsoft Excel.

Oke, setelah sebelumnya kami telah memberikan informasi seputar cara membuat tabel di Word, sekarang saatnya bagi kami untuk memberikan informasi seputar cara membuat grafik di Word. Pastikan Anda telah menginstal Microsoft Office di komputer atau laptop Anda. Jika belum, Anda simak dulu deh cara install Microsoft Office yang pernah kami bahas di situs ini. Pada artikel kali ini, kami menggunakan Microsoft Word 2016. Jika Anda menggunakan Microsoft Word versi 2016 ke bawah (2010, 2013, atau 2007), Anda bisa kok mengikuti cara-cara yang kami sampaikan ini dengan beberapa penyesuaian. Oke, mari kita mulai pembahasannya:

1. Menambahkan grafik
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menambahkan grafik ke dalam dokumen Word Anda. Berikut ini caranya:
Tempatkan kursor teks di sudut dokumen yang mana Anda ingin munculkan grafik. Ga tau kursor teks? Ituloh garis yang kedip-kedip di dokumen Word Anda.
Arahkan kursor mouse ke tab “Insert“, kemudian klik “Chart” pada kelompok “Illustrations” seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Sebuah kotak dialog berisikan jenis-jenis grafik akan muncul. Pilih jenis grafik dari panel kiri, lalu pilih model grafik di sebelah kanan. Anda akan menemukan beberapa pilihan grafik yang bisa Anda pilih.
Pilih grafik yang Anda inginkan, lalu klik OK.


Eng ing eng, sebuah grafik dan jendela spreadsheet Excel akan muncul. Loh kok ada spreadsheet Excel? Jadi, kolom dan baris di dalam spreadsheet menjadi tempat yang Anda isi dengan data sumber Anda. Data sumber inilah yang akan digunakan Word untuk membuat grafik.


Masukkan data sumber Anda ke spreadsheet. Sesuaikan juga kategori dan seri datanya.


Sedikit penjelasan, data yang terdapat pada kotak biru adalah data yang akan muncul pada grafik. Jika diperlukan, klik dan tarik kotak biru ke sudut kanan bawah secara manual untuk menambah atau mengurangi rentang data.


Setelah proses memasukkan data selesai, klik ikon “Close” untuk menutup jendela spreadsheet.


This is it, tampilan grafik akan muncul di dokumen Word Anda.


Jika Anda hendak mengubah data pada grafik Anda, Anda cukup memilih grafik yang hendak diubah, kemudian klik “Edit Data” pada tab “Design”. Jendela spreadsheet Excel dari data Anda akan muncul kembali.


2. Membuat grafik dengan data Excel yang ada
Jika Anda sudah memiliki data di dalam file Excel dan Anda ingin gunakan juga pada dokumen Word, Anda cukup melakukan copy dan paste data dari file tersebut, sehingga Anda tak perlu memasukan data secara manual. Cukup buka spreadsheet di Excel, salin data, kemudian paste sebagai sumber data di Word. Beres dehh.

Selain dari data yang sudah ada, Anda juga dapat menambahkan grafik Excel yang sudah ada, ke dalam dokumen Word Anda. Jika Anda memperbarui berkas Excelnya suatu saat, grafik yang muncul di Word akan diperbarui juga secara otomatis menyesuaikan perubahan yang dibuat. Jadi, Anda tak perlu kerja dua kali untuk mengubah data di Excel dan Word. Untuk penjelasan lebih lengkap, coba Anda simak cara merubah Excel ke Word yang pernah kami bahas di situs ini.

3. Memodifikasi tampilan grafik
Ada banyak cara untuk menyesuaikan dan mengatur grafik di dokumen Word. Contohnya, Anda dapat mengubah jenis grafik, mengatur ulang data, atau bahkan mengubah tampilan grafik yang sudah dibuat. Berikut ini penjelasannya:

a. Menukar data baris dan kolom:
Terkadang, Anda perlu mengubah cara mengelompokan data grafik Anda. Misalnya, pada grafik di bawah, terdapat data penghasilan film yang dikelompokan berdasarkan genre dalam 6 bulan. Kita hendak menukar datanya agar tersaji data akan dikelompokkan berdasarkan bulan dalam 5 genre. Dalam kasus kedua, grafik berisi data yang sama, hanya saja disajikan dengan cara yang berbeda. Berikut ini cara menukar data tersebut:


Pilih grafik yang ingin diubah. Tab “Design” akan muncul di sisi kanan Ribbon.
Dari tab “Design”, klik “Edit Data” pada bagian “Data”.


Klik grafik lagi untuk memilih ulang, lalu klik “Switch Row / Column”.


Baris dan kolom dari data akan dibalik. Dalam contoh yang kita gunakan, data sekarang dikelompokkan berdasarkan bulan, dan kolomnya adalah genre.


b. Mengubah jenis grafik:
Jika Anda merasa jenis grafik yang Anda gunakan tidak cocok untuk data Anda, Anda dapat mengubahnya ke jenis grafik yang berbeda. Dalam contoh kita, kita akan mengubah jenis grafik dari grafik kolom menjadi grafik garis. Berikut ini cara mengubahnya:
Pilih grafik yang ingin diubah. Selanjutnya, tab “Design” akan muncul.
Dari tab “Design”, klik perintah “Change Chart Type”.


Sebuah kotak dialog akan muncul. Pilih jenis grafik yang Anda inginkan, lalu klik OK.


Jenis grafik baru akan diterapkan pada data Anda. Dalam contoh kita, grafik garis akan mempermudah kita dan pembaca untuk melihat tren dari waktu ke waktu.


c. Mengubah tata letak grafik:
Tata letak (layout) sebuah grafik dapat mempengaruhi beberapa elemen, termasuk judul grafik dan label data. Jika Anda hendak mengubah tata letak grafik Anda, berikut ini caranya:

Pilih grafik yang ingin Anda ubah. Tab “Design” akan muncul.
Dari tab Design, klik “Quick Layout”.


Pilih layout yang Anda inginkan dari menu drop-down.


Jebrettt, layout grafik Anda akan diperbarui sesuai tampilan layout baru yang Anda pilih.



Jika Anda tidak menemukan layout grafik yang Anda butuhkan, Anda dapat mengklik “Add Chart Element” pada tab “Design” untuk menambahkan title axis, gridlines, dan elemen grafik lainnya. Contohnya, untuk mengisi placeholder (seperti judul grafik atau judul axis), klik elemen dan masukan teks judul grafik Anda.


d. Mengubah gaya grafik:
Anda dapat mengubah desain grafik, termasuk warna, gaya, dan unsur-unsur tata letak tertentu agar grafik di dokumen Word Anda bisa tampil ciamik. Berikut ini caranya:
Pilih grafik yang ingin diubah. Tab Desain akan muncul.
Dari tab “Design”, klik panah drop-down “More” di bagian “Chart Styles” seperti gambar di bawah ini.


Sebuah menu drop-down berisikan pilihan gaya grafik akan muncul. Pilih gaya grafik yang Anda inginkan.


Voila, gaya grafik yang Anda pilih akan diterapkan di grafik Anda.


Untuk memodifikasi gaya grafik dengan lebih cepat, gunakan shortcut pemformatan di sebelah kanan grafik Anda (ditunjukkan kotak merah pada gambar di bawah). Fitur ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan gaya grafik, elemen grafik, dan bahkan menambahkan filter untuk data Anda secara cepat.

Sebenarnya, Anda bisa membuat grafik data Anda menjadi lebih keren dengan macam-macam software grafis yang ada di pasaran. Namun, Anda tidak bisa memasukkan data Anda jika menggunakan cara tersebut. Sehingga menggunakan Microsoft Word untuk mengolah data Anda menjadi grafis sudah cukup kok.

6 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Paling Populer

Sekarang kita hidup di era digital, dimana segala sesuatu dapat kita kendalikan hanya dengan menggunakan jari-jari kita. Semua ini dapat terjadi karena adanya metode pengembangan perangkat lunak yang berkembang pesat melebihi apa yang dapat kita bayangkan.

Ada banyak model pengembangan software yang dapat kita pilih, masing-masing menampilkan dasar-dasar sistem dan pendekatan yang berbeda. Hal tersebut berpengaruh terhadap cara kerja dan proses pengaturannya terhadap proyek tertentu.

Untuk menentukan metode yang paling tepat, kita perlu mempertimbangkan beberapa hal penting dari proyek yang akan kita kerjakan. Tujuan akhir proyek, dana yang akan digunakan, tenggat waktu penyelesaian, tim yang terlibat hingga pendapat dari pengguna adalah faktor yang perlu mendapat perhatian. Ke Semuanya harus bekerja secara terpadu agar proyek bisa berhasil dengan pemilihan metode yang tepat.

Daftar Isi
Metode Pengembangan Software Yang Umum Digunakan
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Agile
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Scrum
Metode Pengembangan Perangkat Lunak RAD
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Prototype
Metode Pengembangan Perangkat Lunak DevOps

Metode Pengembangan Software Yang Umum Digunakan
Mari kita mengenal enam dari sekian banyak metode pengembangan software yang umum digunakan. Kita juga akan melihat kelebihan serta kekurangan dari masing-masing metode. Dengan demikian kita bisa menentukan metode yang paling tepat untuk digunakan pada proyek mendatang.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall


Metode Waterfall dikenal sebagai metode tradisional yang kini dianggap sudah kuno dan tidak fleksibel. Namun, kita perlu belajar banyak dari metode ini karena metode ini merupakan dasar dari metode-metode baru yang muncul kemudian.

Metode waterfall pertama kali dibuat pada tahun 1970 dan selama beberapa dekade merupakan metode pengembangan perangkat lunak terkemuka dan banyak digunakan.

Jika menggunakan metode ini, kita membutuhkan banyak dokumentasi serta struktur di awal pembuatan. Prosesnya dibagi dalam beberapa langkah dan tahapan yang mandiri. Tahap pertama merupakan tahapan yang sangat penting, Pemahaman penuh dari pengembang dan pengguna mengenai ruang lingkup dan tuntutan proyek sangat dibutuhkan sebelum memulai segala sesuatu.

Tahapan pada metode ini kaku dan biasanya berpola seperti berikut: menentukan ruang lingkup dan persyaratan proyek, menganalisa persyaratan tersebut, membuat desain, menerapkannya, melakukan uji coba, menggunakannya pada proyek dan terakhir mempertahankan atau memeliharanya.

Metode ini kurang fleksibel, karena apa yang ditentukan dari awal oleh pengembang dan pengguna di awal proyek harus benar-benar sempurna. Jika ternyata ada perubahan atau kesalahan selama berlangsungnya proses dan tahapan, maka segala sesuatu harus dimulai dari awal lagi.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak Agile


Metode pengembangan perangkat lunak Agile ini muncul karena keinginan yang besar untuk dapat meninggalkan metode lama (Waterfall) yang tidak fleksibel. Pendekatan metode ini dirancang untuk mengakomodasi perubahan serta menghasilkan perangkat lunak secara lebih cepat.

Berikut gambaran mengenai metode Agile:
Lebih menghargai hubungan dan interaksi antar pribadi, tidak hanya memperdulikan sarana (tools).
Menampilkan kerjasama dengan pengguna selama proses pengembangan berlangsung.
Memberi tanggapan terhadap munculnya perubahan; tidak hanya melulu mengikuti rencana yang sudah ditetapkan.
Fokus untuk menampilkan perangkat lunak yang benar-benar berfungsi; bukan hanya sekedar mementingkan dokumentasi.

Berbeda dengan metode waterfall, Agile ditujukan untuk menangani munculnya berbagai variabel dan kekompleksan yang mungkin terjadi dalam pengembangan sebuah proyek.

Kepuasan pengguna merupakan prioritas utama dari metode Agile ini yang diraih dengan terus menerus menghadirkan fitur yang berfungsi dengan baik, teruji serta diprioritaskan.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak Scrum


Metode Scrum pada dasarnya meminjam filosofi metode Agile dalam hal pengembang dan pengguna harus saling bekerjasama secara terus menerus setiap hari.

Cara kerjanya adalah dengan memecah tujuan akhir menjadi beberapa tujuan kecil pada awal proyek dan mengerjakan terlebih dahulu tujuan-tujuan kecil tersebut. Cara yang digunakan untuk mengerjakan tujuan kecil adalah dengan melakukan pengulangan kerja secara berkala dalam membuat software. Kemudian sesering mungkin menampilkan hasilnya; proses ini biasanya memakan waktu kurang lebih dua minggu.

Selama pelaksanaan pengulangan kerja, pengembang dan pengguna perlu melakukan banyak pertemuan guna menunjukkan hasil sementara dari proyek. Hal ini berguna agar keduanya dapat mengikuti perkembangan terbaru dari proyek serta menampung berbagai masukan mengenai hasil yang ada serta kemungkinan perbaikan atau perubahannya.

Dengan demikian dapat terjadi perubahan dan perkembangan yang lebih cepat menuju hasil akhir yang baik. Hal ini sangat berguna untuk diterapkan pada proyek yang rumit. Pada dasarnya, metode Scrum merupakan gabungan dari struktur dan ilmu dari metode pengembangan software tradisional (Waterfall) dengan fleksibilitas dan praktik pengulangan dari metode Agile yang modern.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak RAD

Metode RAD (Rapid Application Development) merupakan proses pengembangan yang ringkas untuk menghasilkan sistem dengan kualitas tinggi dengan biaya investasi rendah. Biaya pada metode ini dapat ditekan karena memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat.

Ada empat tahapan dalam metode RAD ini yaitu: perencanaan kebutuhan, desain dari pengguna, pembangunan atau konstruksi serta peralihan (dari sistem lama ke sistem baru).

Untuk tahapan desain pengguna dan konstruksi akan terus diulang sampai pengguna menyatakan bahwa hasilnya sudah sesuai dengan keinginan mereka.
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Prototype

Merupakan metode yang memicu pengembang hanya membuat contoh resolusi guna secara resmi menunjukkan esensi fungsional produk kepada pengguna. Pengembang akan melakukan berbagai perubahan yang diperlukan sesuai dengan permintaan pengguna.

Setelah sampel di atas disepakati, pengembang baru akan membuat produk aslinya sebagai hasil akhir dari proyek. Metode prototype memiliki tendensi untuk dapat menyelesaikan beragam masalah yang terjadi di metode Waterfal.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak DevOps


DevOps bukan hanya merupakan metode pengembangan sistem saja, melainkan serangkaian praktik yang mendukung budaya keorganisasian.

Metode ini berpusat pada perubahan yang meningkatkan kerjasama antar departemen yang bertanggung jawab terhadap segmen yang berbeda pada pengembangan siklus hidup organisasi. Siklus tadi meliputi pengembangan, jaminan kualitas serta pelaksanaan atau operasi.

Penutup
Keenam metode di atas merupakan metode populer yang sering digunakan dewasa ini. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, dan menjadi yang terbaik pada situasi dan kondisi tertentu. Jika saat ini Kamu harus menentukan metode mana yang terbaik untuk Kamu, mungkin Kamu bisa mencoba untuk menggabungkannya.

Gabungkan beberapa elemen dari masing-masing metode pengembangan perangkat lunak di atas yang paling sesuai untuk tim dan proyek yang sedang kamu kerjakan saat ini. Hal ini dapat membantu kamu untuk mencapai hasil yang maksimal dengan proses produksi yang aman dan efisien.

Menurut riset dari IBM, pengembangan perangkat lunak merupakan istilah dalam ilmu komputer. Maknanya adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk merancang, membuat, mengaplikasikan, dan mendukung atau meningkatkan fungsi perangkat lunak.

Komponen komputer terdiri dari dua jenis, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras merupakan komponen fisik, sedangkan perangkat lunak berupa material tidak kasat mata. Saat mengoperasikan komputer, kedua komponen ini bekerja secara bersamaan.

Perangkat keras atau hardware menjadi wadah dari perangkat lunak yang membutuhkan media untuk dapat bekerja. Sebaliknya, perangkat keras komputer tidak dapat berfungsi tanpa adanya perangkat lunak. Jadi, kedua komponen ini saling membutuhkan satu sama lain.
Perangkat lunak sering disebut dengan istilah software, berisi serangkaian program yang membuat perangkat keras bisa berfungsi sehingga komputer dapat dioperasikan. Program ini berisi instruksi dalam format digital yang dibuat dengan bahasa pemrograman.

Umumnya, terdapat tiga jenis perangkat lunak dalam komputer, yaitu sistem, program, dan aplikasi. Sistem menyediakan fungsi paling inti dari sebuah komputer. Contohnya, sistem operasi Windows, manajemen hardware, memori penyimpanan, dan sebagainya.

Jenis yang kedua adalah perangkat lunak yang bisa dipakai untuk membuat program. Aplikasi merupakan perangkat lunak yang paling sering Anda gunakan saat mengoperasikan komputer. Misalnya, aplikasi office, pemutar media, antivirus, dan lain-lain.

Lantas apa pengertian metode pengembangan perangkat lunak? Dalam KBBI daring tercantum definisi metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapat tujuan yang dikehendaki.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengertian metode pengembangan perangkat lunak adalah sebuah cara teratur untuk merancang atau meningkatkan fungsi sebuah program agar pengguna lebih mudah dalam mengoperasikan komputer.

6 Model Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak sendiri dapat dilakukan melalui berbagai metode. Sedikitnya ada enam metode yang paling banyak digunakan oleh para pengembang perangkat lunak. Keenam metode tersebut akan dibahas satu per satu berikut ini.

1. Metode Waterfall

Waterfall merupakan metode pengembangan perangkat lunak tradisional yang sistematis. Metode ini memiliki lima tahapan proses, di antaranya Communication, Planning, Modeling, Construction, dan Deployment.

Communication merupakan fase di mana pelanggan atau pemilik proyek menyampaikan kebutuhan dan permasalahannya kepada pengembang. Lalu, bersama-sama mengumpulkan data-data yang diperlukan dan merumuskan fitur-fitur perangkat lunak.

Selanjutnya, menginjak pada proses perancangan. Dimulai dengan merumuskan estimasi kerja, kebutuhan sumber daya, serta perencanaan alur kerja. Berlanjut dengan tahap perancangan struktur data, arsitektur, tampilan, dan algoritma perangkat lunak.

Rancangan kemudian coba diaplikasikan pada perangkat keras komputer dalam bentuk bahasa pemograman. Construction juga mencakup tahapan uji coba pengoperasian perangkat lunak untuk mengetahui kelemahannya.

Setelah berhasil dibuat, perangkat lunak disebarluaskan untuk diimplementasikan pada perangkat pengguna secara umum. Temuan-temuan dari pengguna, akan menjadi bahan bagi pengembang untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat lunak lebih jauh lagi.

Kekurangan dan Kelebihan Metode Waterfall
Metode waterfall melibatkan berbagai proses yang sistematis dan komprehensif. Sumber daya dan tahapan pengerjaannya dikumpulkan secara lengkap sehingga dapat mencapai hasil maksimal. Sayangnya, proses tersebut memakan waktu lebih lama.

Sistem dalam metode waterfall merupakan proses yang baku, sehingga pengembang sulit melakukan improvisasi. Itulah mengapa metode ini dianggap kurang efektif dan seringkali hanya dipakai dalam pengembangan perangkat lunak atau sistem berskala besar.

2. Metode Prototype

Prototype dalam bahasa Indonesia diartikan dengan istilah purwarupa. Istilah tersebut berarti model awal atau rancangan sementara yang masih membutuhkan berbagai penyesuaian sebelum dinyatakan telah memenuhi hasil yang diinginkan.

Terdapat lima tahapan dalam pengembangan perangkat lunak menggunakan metode prototype. Dimulai dengan pengumpulan informasi dari pelanggan ke tim pengembang. Lalu, tim akan merencanakan sistem dan mengerjakan purwarupa perangkat lunak.
Hasilnya kemudian diserahkan kepada pelanggan untuk dievaluasi. Jika terdapat permasalahan, tim akan merevisi sistem tersebut hingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Ketika revisi selesai dan telah diterima, berarti perangkat lunak telah siap diterjemahkan ke dalam perangkat keras. Kemudian, dilanjutkan dengan proses uji coba dan berbagai revisi sebelum mulai dapat digunakan.

Kekurangan dan Kelebihan Metode Prototype
Metode prototype digunakan apabila pemilik proyek tahu benar apa yang diinginkannya, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mengaplikasikannya. Kuncinya terletak pada komunikasi yang baik antara pelanggan dan pengembang.

Pelanggan harus menyampaikan kebutuhannya secara jelas. Sementara pengembang juga diharapkan mampu menerjemahkan informasi tersebut agar dapat menghasilkan perangkat lunak yang sesuai. Jika tidak, prototype ini tidak akan menjadi metode yang efektif.

Pengembang memperoleh tantangan besar dari pelanggan. Sebaliknya, pelanggan dapat terpuaskan jika pengembang berhasil memenuhi kebutuhannya. Kerja sama kedua pihak akan saling menguntungkan.

3. Metode Spiral

Metode spiral menggabungkan dua metode pengembangan yang telah dibahas sebelumnya, yaitu prototype dan waterfall. Pengembang melaksanakan prototyping dengan cara sistematis khas metode waterfall.

Umumnya metode spiral diterapkan dalam pengembangan perangkat lunak berskala besar, sekaligus membutuhkan sistem yang kompleks. Setiap prosesnya selalu disertai dengan analisis mendalam mengenai tingkat risiko dan keberhasilan pengembangan.

Pelaksanaan metode spiral dilakukan dalam lima langkah. Pertama adalah komunikasi, yaitu pemilik proyek menyampaikan kebutuhannya kepada pengembang perangkat runak. Dilanjutkan dengan perencanaan mendetail tentang proyek yang digarap.

Langkah perencanaan diikuti dengan analisis untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi selama pengembangan. Kemudian, pengembangan perangkat lunak mulai dijalankan dan setelah jadi akan mendapatkan evaluasi dari pelanggan.

Kelima langkah tersebut dilakukan secara berulang-ulang pada setiap tahapan pengembangan. Sejak dari pengembangan konsep, pengembangan prototype, perbaikan, perubahan, hingga pemeliharaan sistem yang telah jadi.

Kekurangan dan Kelebihan Metode Spiral
Metode spiral menerapkan alur kerja yang kompleks, panjang, dan memakan waktu lama. Metode ini tidak cocok untuk proyek kecil-kecilan, apalagi yang berbujet rendah. Sebaliknya, proyek berskala besar dapat dikerjakan dengan mudah menggunakan metode ini.

Selain itu, metode spiral juga kurang tepat jika dilakukan oleh pengembang perangkat lunak yang belum berpengalaman. Prosesnya bisa menjadi terlalu kompleks bagi pemula yang masih memerlukan banyak latihan.

4. Metode RAD

RAD merupakan singkatan dari Rapid Application Development. Metode ini juga menggunakan pendekatan iteratif dan inkremental, tetapi lebih menekankan pada tenggat waktu dan efisiensi biaya yang sesuai dengan kebutuhan.

Proses pengembangan dengan Metode RAD dianggap lebih singkat. Pasalnya, semua pihak, baik pelanggan maupun pengembang, terus terlibat secara aktif dalam setiap proses hingga hasil dapat tercapai. Di samping itu, tahapan kerja pada metode ini juga lebih sedikit.

Alur kerja hanya dibagi menjadi tiga tahap yang semuanya padat. Identifikasi tujuan yang langsung diiringi dengan komunikasi dan perancangan, di mana seluruh pihak terlibat aktif dalam setiap perumusannya. Proses ini menjadi tahap awal dari Metode RAD.

Tahap kedua masih melibatkan semua pihak, yaitu proses mendesain sistem atau perangkat lunak sesuai kebutuhan. Pelanggan atau pengguna ikut terjun dalam menguji coba perangkat lunak. Perbaikan pun langsung diterapkan jika pengguna menemukan kesalahan.

Ketika pengguna terpuaskan dengan desain perangkat lunak, setelah melalui berbagai perbaikan, barulah proses kerja menginjak pada tahap terakhir, yaitu implementasi. Desain perangkat lunak mulai diterjemahkan dalam bahasa mesin dan bisa digunakan.

Kekurangan dan Kelebihan Metode RAD
Beberapa kekurangan dari metode RAD, antara lain dilihat dari segi konsistensi dan kemampuan personel. Metode ini membutuhkan pengembang ahli, sekaligus kerjasama yang aktif dan konsisten antara pemilik proyek beserta semua tim.

Tanpa kedua hal tersebut, mustahil menerapkan metode RAD dalam pengembangan perangkat lunak, apalagi yang berskala besar. Namun jika kedua hal itu terakomodasi dengan baik, metode RAD adalah cara paling efektif untuk menghemat waktu dan biaya.

5. Metode Agile

Pembahasan tentang scrum telah sedikit menyinggung metode agile. Metode agile merupakan induk dari scrum. Jika scrum adalah kerangka kerja, agile adalah pelaksanaan proyek secara keseluruhan yang berskala besar.

Metode ini tergolong modern, karena menekankan pada improvisasi dan adaptasi. Meskipun begitu, alur kerjanya masih menerapkan pola tradisional yang sistematis. Dimulai dari perencanaan, analisis kebutuhan, perancangan, uji coba, implementasi, dan pemeliharaan.

Salah satu kunci dari agile adalah dokumentasi pekerjaan. Dokumentasi harus tersusun rapi dan terstruktur. Hal ini berkaitan erat dengan metode agile yang bersifat adaptif terhadap perubahan fenomena pengguna perangkat lunak.

Pengembang membutuhkan data -data penting dari pekerjaan yang telah lalu untuk melakukan perbaikan secara terus menerus. Dokumentasi yang baik akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan pengembang dalam memperbaiki sistem atau perangkat lunak.

Kekurangan dan Kelebihan Metode Agile
Jika berorientasi pada kepuasan pengguna, metode agile menyediakan prosedur yang tepat. Demikian halnya pada proyek besar yang membutuhkan pemeliharaan jangka panjang. Metode agile menguntungkan dari segi efisiensi waktu dan tenaga.

Keunggulan metode agile juga terletak pada adaptasi dan kebebasan bagi pengembang untuk melakukan improvisasi. Tidak ada batasan baku bagi pengembang ketika ingin menerapkan ide-ide barunya dalam menjawab tantangan zaman.

Namun, bukan berarti metode ini tidak memiliki kelemahan. Tantangan terbesar akan dihadapi pengembang yang terus dipacu untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Tim pengembangan pun tidak boleh asal pilih, harus solid dan sama-sama berkomitmen kuat.

6. Metode Scrum
Metode ini adalah turunan dari metode agile, yang nantinya akan dibahas secara tersendiri. scrum seringkali tidak digolongkan sebagai metodologi, melainkan suatu kerangka kerja yang menggunakan pendekatan iteratif (perulangan) dan inkremental (berangsur-angsur).

Pengembang menerapkan scrum ketika ingin membuat sistem yang kompleks. Pasalnya, kerangka kerja ini memang ditujukan untuk menghasilkan produk bernilai tinggi, unik sekaligus produktif. Kabarnya Google, Microsoft, hingga Spotify menerapkan sistem ini.

Berbeda dengan metode waterfall yang memakai pendekatan sistematis, scrum diaplikasikan dengan lima tahapan yang bersifat imperatif dan inkremental. Oleh karena itu, kerangka kerja scrum pasti melibatkan beberapa tim yang saling bersinergi.

Kerangka kerja scrum membagi proses pengembangan menjadi target-target kecil yang dinyatakan dalam satuan sprint. Istilah ini mengacu pada kecepatan lari jarak pendek. Sejumlah target kecil harus selesai dalam waktu singkat untuk tujuan akhir yang lebih besar.

Pengembangan dimulai dengan merumuskan target sprint prioritas dari setiap tim. Diikuti dengan identifikasi pekerjaan spesifik serta proses pengerjaan sesuai target sprint yang telah ditentukan. Sementara itu, evaluasi berkala dilakukan selama masa penggarapan tiap sprint.

Setiap sprint berakhir, tim yang terlibat selalu menyampaikan hasil pekerjaannya. Tahapan ini juga mencakup evaluasi menyeluruh dan perumusan ide-ide baru yang mungkin bisa diterapkan pada sprint berikutnya.

Kekurangan dan Kelebihan Metode Scrum
Kelebihan dari metode scrum terletak pada kemampuannya untuk menghasilkan perangkat lunak bernilai tinggi. Pun dipandang lebih efektif karena mampu mengatasi permasalahan kompleks dengan mendelegasikan tugas-tugas spesifik kepada beberapa tim yang mandiri.

Masalah baru muncul ketika terjadi kendala yang membuat salah satu tim gagal mencapai target sprint-nya. Imbasnya akan memengaruhi ritme kerja tim yang lain. Metode ini juga memungkinkan improvisasi bebas sehingga membutuhkan tim dengan fleksibilitas tinggi.

11 Cara Membuat Garis di Microsoft Word

Cara membuat garis di Microsoft Word sebenarnya sangat mudah, namun yang menjadi masalah adalah bagaimana format garis yang ingin di buat. Ada banyak tipe garis yang dapat digunakan pada Microsoft Word dan caranya hampir sama dengan versi Word berbagai jenis. Berikut adalah beberapa cara dan jenis garis yang dapat dibuat pada microsoft word.

1 1. Menggunakan Auto Format (Paling cepat)
2 2. Menggunakan Shapes (Untuk variasi)
3 3. Menggunakan Intense Quotes
4 4. Menggunakan Gambar

1. Menggunakan Auto Format (Paling cepat)
Auto format adalah fitur pintar yang hampir terdapat di seluruh versi mic. word jadi dapat digunakan dengan mudah, berikut adalah tanda yang dapat anda gunakan untuk membuat garis.
Tanda strip atau minus “-“, diketik 3 kali (“—“) lalu di enter
Tanda underscore “_”, diketikan 3 kali (“___”) lalu di enter
Tanda sama dengan “=”, diketik 3 kali “===” lalu di enter
Tanda pagar “#”, di ketik 3 kali “###” lalu di enter
Tanda bintang “*”, di ketik 3 kali “***” lalu di enter
Tanda cacing (tak terhingga) “~”, diketik 3 kali “~~~” lalu di enter

Implementasinya :


2. Menggunakan Shapes (Untuk variasi)
Shapes dapat anda temukan di Menu : Insert – > Sharpes. Anda dapat memilih berbagai jenis garis yang ingin di buat, ada garis lurus, atau pun icon lainnya.

Tahapan :
Klik icon garis yang di pilih
Arahkan ke body atau tempat garis ingin di letakkan
Drag dan drop (tekan mouse / kursor dan tarik ukuran garis yang ingin di buat.


3. Menggunakan Intense Quotes
Membuat garis di Microsoft Words juga dapat menggunakan fitur Intens Quotes.
Klik Menu Home
Pilih intense Quotes
Akan muncul garis secara otomatis


4. Menggunakan Gambar
Cara lain yang dapat digunakan untuk membuat garis di Microsoft Word semua versi 2003, 2007, 2010 adalah dengan menggunakan gambar. Anda cukup mencari gambar garis di Internet lalu mencrop agar posisinya pas dengan selera anda. Berikut adalah langkah langkah cepatnya.
Cari gambar garis yang anda inginkan
Jika ingin di modifikasi : paste di microsoft paint lalu sesuaikan ukurannya
Simpan di folder yang anda inginkan.

Setelah tersimpan, gambar siap anda gunakan sebagai garis. Selanjutnya dapat anda gunakan di word, tahapannya
Pilih menu Insert
Pilih icon Picture
Import gambar yang anda inginkan sebagai garis.

Pengertian SDLC Fungsi, Metode dan Tahapan

SDLC adalah kependekan dari Systems development life cycle atau dalam bahasa Indonesia disebut siklus hidup pengembangan sistem. SDLC digunakan untuk membangun suatu sistem informasi agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
SDLC terdiri dari beberapa tahapan, yang umum diajarkan pada mapel rekayasa perangkat lunak atau analis sistem, ia terdiri dari 6 tahapan, yakni:
  • Planning (Perencanaan)
  • Analysis (Analisis)
  • Design (Desain)
  • Implementation
  • Testing & Integration (pengetesan dan pengintegrasian)
  • Maintenance (perawatan)
CATATAN PENTING
Dalam literatur lain kita akan menemukan SDLC yang terdiri dari 3,4,5,6,7 sampai 10 jenis. Semuanya benar dan kita tidak boleh terpaku dengannya. Setiap tahapan tersebut akan berbeda penerapannya tergantung teknik pengembangan yang nantinya digunakan.

Pengertian SDLC
SDLC adalah siklus yang digunakan dalam pembuatan atau pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
Dalam pengertian lain, SDLC adalah tahapan kerja yang bertujuan untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut.

SDLC menjadi kerangka yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproses pengembangan suatu perangkat lunak. Sistem ini berisi rencana lengkap untuk mengembangkan, memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu.

Pengertian SDLC Menurut Ahli
Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, AK., CA. (2017) SDLC adalah proses logika yang digunakan oleh seorang analis sistem untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang melibatkan requirments, validation, training dan pemilik sistem.

Kesimpulan
Pengertian SDLC adalah siklus atau tahapan yang digunakan dalam pembuatan/pengembangan suatu sistem informasi agar pengerjaan sistem berjalan secara terstruktur, efektif dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Fungsi SDLC
Sangat sulit untuk membuat sebuah perangkat lunak tanpa perancangan yang maksimal. Beberapa teknik dalam mengembangkan perangkat lunak terus dikembangkan hingga kini.
Masih banyak perdebatan mengenai metode yang paling baik dan paling sesuai untuk segala tipe perangkat lunak. Meski demikian, ada perencanaan lebih baik daripada tidak ada perencanaan sama sekali.

Dilihat dari berbagai sisi, SDLC memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai sarana komunikasi antara tim pengembang dengan pemegang kepentingan. SDLC juga berfungsi membagi peranan dan tanggung jawab yang jelas antara pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek.

Fungsi lain dari SDLC ialah dapat memberikan gambaran input dan output yang jelas dari satu tahap menuju tahap selanjutnya.

Tahapan SDLC

SDLC berisi tahapan-tahapan yang dikembangkan untuk tujuan tertentu. Berikut ini tujuh tahapan yang harus dilewati.

1. Tahapan Analisis Sistem
Tahapan pertama, yaitu analisis sistem. Pada tahap ini, sistem akan dianalisis bagaimana akan dijalankan nantinya. Hasil analisis berupa kelebihan dan kekurangan sistem, fungsi sistem, hingga pembaharuan yang dapat diterapkan.

Bagian ini termasuk dalam bagian perencanaan. Bagian lain yang termasuk dalam perencanaan ialah alokasi sumber daya, perencanaan kapasitas, penjadwalan proyek, estimasi biaya, dan penetapan.
Dengan demikian, hasil dari tahap perencanaan ialah rencana proyek, jadwal, estimasi biaya, dan ketentuan. Idealnya manajer proyek dan pengembang dapat bekerja maksimal pada tahap ini.

2. Tahapan Perancangan Sistem
Setelah persyaratan dipahami, perancang dan pengembang dapat mulai mendesain software. Tahapan ini akan menghasilkan prototype dan beberapa output lain meliputi dokumen berisi desain, pola, dan komponen yang diperlukan untuk mewujudkan proyek tersebut.

Setelah spesifikasi, kemudian dilakukan perancangan sistem sebagai tahapan kelanjutannya. Tahap ini ialah tahap di mana seluruh hasil analisis dan pembahasan tentang spesifikasi sistem diterapkan menjadi rancangan atau cetak biru sebuah sistem.
Tahap ini disebut sebagai cetak biru, di mana sistem sudah siap untuk dikembangkan mulai dari implementasi, analisis sistem, hingga tenaga pendukung sistem yang akan dikembangkan.

3. Tahap Pembangunan Sistem
Pengembangan sistem ialah tahap di mana rancangan mulai dikerjakan, dibuat, atau diimplementasikan menjadi sistem yang utuh dan dapat digunakan. Jika diibaratkan bangunan, tahap ini merupakan tahap membangun.
Tahap ini memakan waktu cukup lama karena akan muncul kendala-kendala baru yang mungkin dapat menghambat jalannya pengembangan sistem. Pada tahapan ini, perancangan bisa saja berubah karena satu atau banyak hal.

Tahap selanjutnya ialah memproduksi perangkat lunak di bawah proses pengembangan. Menurut metodologi yang sudah digunakan, tahap ini dapat dilakukan dengan cepat. Output yang dihasilkan pada tahap ini ialah perangkat lunak yang telah berfungsi dan siap diuji.

4. Tahap Pengujian Sistem
Sesudah sistem selesai dikembangkan, sistem harus melalui pengujian sebelum digunakan atau dikomersialisasikan. Tahap pengujian sistem harus dijalankan untuk mencoba apakah sistem yang dikembangkan dapat bekerja optimal atau tidak.
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti kemudahan penggunaan sampai pencapaian tujuan dari sistem yang sudah disusun sejak perancangan sistem dilakukan. Jika ada kesalahan, tahap pertama hingga keempat harus diperbarui, diulangi, atau pun dirombak total.

Tahap tes SDLC ialah bagian paling penting dalam rangkaian pembuatan sebuah perangkat lunak. Karena sangat tidak mungkin mempublikasikan sebuah software tanpa melalui pengujian terlebih dahulu.

Beberapa pengujian yang harus dilewati, antara lain kualitas kode, tes fungsional, tes integrasi, tes performa, dan tes keamanan.
Untuk memastikan pengujian berjalan teratur dan tidak ada bagian yang terlewati, tes dapat dilakukan menggunakan perangkat Continuous Integration seperti Codeship.

Dari tahap ini, akan dihasilkan perangkat lunak yang telah dites dan siap untuk disebarkan ke dalam proses produksi.

5. Implementasi
Implementasi dan pemeliharaan merupakan tahap akhir dalam pembuatan SDLC. Di tahap ini sistem sudah dibuat, diuji coba, dan dipastikan dapat bekerja optimal.
Setelah tahap pembuatan selesai, dilakukan implementasi dan pemeliharaan oleh pengguna. Pemeliharaan sangat penting untuk memastikan sistem bekerja dengan optimal setiap saat.

Untuk implementasi, langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
Melakukan survei dan penilaian terhadap kelayakan sistem yang sudah dikembangkan.
Menganalisis dan mempelajari sistem yang sudah ada dan sedang berjalan.
Melakukan pemecahan masalah dalam pengembangan sistem.
Menentukan penggunaan hardware dan software yang tepat.
Merancang dan mengembangkan sistem baru.
Memelihara dan meningkatkan sistem yang baru jika diperlukan.

Fase ini disebut juga sebagai tahap penyebaran. Pada tahap ini, software disebarkan setelah melewati proses yang melibatkan beberapa persetujuan manual. Tahap ini dilakukan sebelum menurunkan software ke produksi.

Proses penyebaran dapat dilakukan menggunakan Application Release Automation (ARA) sebelum masuk ke proses produksi. Output yang didapat dari tahap ini ialah perangkat lunak yang siap untuk diproduksi secara massal.

6. Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem yang sudah dibuat sangat penting untuk referensi di kemudian hari. Pemeliharaan ialah tahap akhir yang menjadi permulaan fase yang baru yaitu penggunaan.

SDLC belum berakhir di tahap ini. Software yang dihasilkan harus terus dipantau untuk memastikan ia berjalan sempurna.

Celah dan kerusakan yang ditemukan pada proses produksi harus dilaporkan dan diselesaikan. Jika ditemukan sebelum diproduksi massal, ini akan lebih baik daripada menyelesaikan dengan merombak semuanya dari awal ke akhir.

Model Pengembangan SDLC

Model pengembangan ini sangat penting untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat beberapa model pengembangan SDLC yang diikuti oleh berbagai organisasi, yaitu:

1. Waterfall Model
Model ini melibatkan penyelesaian satu tahap secara lengkap sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Ketika satu tahap selesai langsung dilakukan evaluasi untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan layak diteruskan ke tahap berikutnya.

Waterfall Model, disebut juga model klasik, memiliki beberapa tahap utama, yaitu analisis dan rekayasa sistem, perancangan, penulisan program, pengujian, dan pemeliharaan.

2. V-Shaped Model
Model ini fokus pada proses eksekusi dengan cara berurutan. Hampir sama dengan model waterfall, tetapi lebih menekankan pada tahap pengujian. Prosedur pengujian pada model ini bahkan ditulis sebelum kode program dibuat.

3. Incremental Model
Model ini melibatkan beberapa siklus pengembangan. Siklus-siklus tersebut dibagi ke dalam pengulangan-pengulangan kecil. Pengulangan tersebut dapat diatur dengan mudah dan melewati serangkaian tahap termasuk pengaturan, desain, penerapan, dan pengujian.