Tutorial Social Network

Informasi Seputar Media Sosial

Tutorial Computer

Informasi Seputar Komputer

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Website

Informasi Seputar Pemrograman Website

Tutorial Windows

Informasi Seputar Sistem Operasi Windows

Tutorial Linux

Informasi Seputar Sistem Operasi Linux

Tutorial Android

Informasi Seputar Android

Tuesday, 29 December 2020

Aplikasi AirDrop

AirDrop merupakan fitur yang dibuat oleh Apple untuk berkirim file antar perangkat iOS dan macOS secara wireless tanpa ribet. Fitur ini sudah dihadirkan sejak lama.

Apple pertama kali memperkenalkan AirDrop di Mac OS X Lion yang diluncurkan 20 Oktober 2010. Kala itu AirDrop digunakan untuk mempermudah pengiriman file dengan mudah ke pengguna Mac lain.

Pada perjalananya, Apple coba memperluas penggunaan AirDrop ke perangkat iPhone dan iPad. Fitur ini akhirnya disematkan pada iOS 7.

Namun saat ini pengguna belum bisa bertukar file antara perangkat iOS ke Mac OS X lantaran perbedaan protokol. Barulah saat OS X Yosemite dirilis AirDrop dapat dipakai mentransfer file dari perangkat iOS ke Mac, atau sebaliknya.

Cara Kerja
Seringkali ketika ingin berbagi foto dengan seseorang, kita terpaksa mengirimnya pesan instan atau email. Memang cara tersebut tidak sulit, tapi bisa lebih mudah dan cepat jika menggunakan AirDrop.

Bahkan tidak hanya foto, kita bisa menggunakannya untuk mentransfer hampir semua hal yang dapat dibagikan, seperti situs web, notes, playlist, informasi kontak, dan lokasi di Apple Maps, video dan lainnya. Menariknya lagi AirDrop dapat mengirimkan file dengan ukuran besar.

AirDrop menggunakan Bluetooth untuk membuat jaringan Wi-Fi peer-to-peer antar perangkat. Itu berarti kamu tidak perlu terhubung dalam satu jaringan router atau bahkan internet untuk mengoneksikan AirDrop.

Karenanya kamu harus mengaktifkan Wi-Fi dan Bluetooth. AirDrop akan secara otomatis mendeteksi perangkat terdekat yang didukung.

Setiap perangkat membuat firewall saat terkoneksi dan file yang dikirim dienkripsi, sehingga lebih aman daripada mentransfer melalui email.

Cara Kirim
Sebelum mengirim, perhatikan hal-hal berikut ini

- Pastikan orang yang kamu kirimkan konten berada di sekitar serta dalam jangkauan Bluetooth dan Wi-Fi
- Pastikan kamu dan orang yang kirimkan konten telah menyalakan Wi-Fi dan Bluetooth. Matikan Hotspot Pribadi jika aktif
- Pastikan orang yang kamu kirimkan konten telah mengatur AirDrop agar dapat menerima hanya dari Kontak. Jika kamu tidak ada di Kontak mereka, pastikan mereka mengonfigurasi pengaturan penerimaan AirDrop ke Semua Orang agar dapat menerima file.

Selanjutnya langkah untuk mengirimkan file menggunakan AirDrop di perangkat iOS, yaitu:

Kontak AirDrop di iOS Foto: Apple

- Pada file yang ingin dibagikan, ketuk opsi Share atau tombol Bagikan
- Tekan ikon AirDrop, akan muncul perangkat yang ada di sekitar
- Tekan kontak yang ingin kamu kirimkan
- Si penerima harus menekan Accept atau Terima pada pesan pop-up yang muncul di perangkat mereka agar proses transfer file dimulai.

Tekan Terima untuk mulai transfer. Foto: Apple

Langkah hampir sama saat ingin mengirimkan file pakai AirDrop di perangkat Mac, berikut carannya
- Buka file yang akan dikirim
- Lalu klik tombol Bagikan di jendela app. Atau, Control-klik file di Finder, lalu pilih Bagikan dari menu pintasan.
- Pilih AirDrop dari pilihan berbagi yang tersedia
- Pilih penerima dari daftar kontak AirDrop

Kontak AirDrop di Mac Foto: Apple


Atau bisa juga cara berikut ini:

- Pada Finder, buka window baru
- Klik ikon AirDrop pada menu sidebar kirimkan
- Kita akan melihat perangkat yang ada dalam jangkauan. Pilih kontak yang dikirimkan file
- Seketika akan ada windows baru, nah selanjutnya kamu tinggal drop file yang ingin dikirimkan.

Block Or Allow Pop-ups In Chrome

Block or allow pop-ups in Chrome
By default, Google Chrome blocks pop-ups from automatically showing up on your screen. When a pop-up is blocked, the address bar will be marked Pop-up blocked. You can also decide to allow pop-ups.
If you still get pop-ups after disabling them:
You may have previously subscribed to receive notifications from a site. You can block notifications if you don’t want any communications from a site to show up on your screen. 
Your computer or phone may be infected by malware.

For Computer
  • Turn pop-ups on or off
  • On your computer, open Chrome.
  • At the top right, click More Settings.
  • Under "Privacy and security," click Site settings.
  • Click Pop-ups and redirects.
  • At the top, turn the setting to Allowed or Blocked.
Block or allow pop-ups from a specific site
Not all pop-ups are ads or spam. Some legitimate websites display web content in pop-up windows.
  • Allow pop-ups from a site
  • On your computer, open Chrome.
  • Go to a page where pop-ups are blocked.
  • In the address bar, click Pop-up blocked .
  • Click the link for the pop-up you want to see.
  • To always see pop-ups for the site, select Always allow pop-ups and redirects from [site] Done.
Block pop-ups from a site

  • On your computer, open Chrome.
  • At the top right, click More .
  • Click Settings.
  • Under "Privacy and security," click Site settings.
  • Click Pop-ups and redirects.
  • Under "Allow," look for the site.
  • To the right of the site, click More Block.
If the site isn't listed, next to "Block," click Add. Enter the site's web address, and then click Add. To capture all pop-ups across the site, use the pattern [*.]example.com.

Block notifications 
If you still get communications from a site after disabling pop-ups, you may be subscribed to notifications. To turn off notifications for a site:

  • On your computer, open Chrome.
  • Go to the site you are getting notifications from. 
  • Select View site information .
  • Next to Notifications, select Block from the drop down menu. 
You can also block notifications from your site settings. 

Problems with pop-ups
Still seeing unwanted pop-ups: Try running the Chrome Cleanup Tool (Windows only). Then, read other options for finding and removing malware from your computer.
Using a Chrome device at work or school: Your network administrator can set up the pop-up blocker for you. If so, you can't change this setting yourself. Learn about using a managed Chrome device.

My site's popups are being blocked
Chrome blocks pop-ups that users might not find useful.
If pop-ups are being blocked on a site that you own, visit the Abusive Experience Report. In the report, you'll learn if there are any issues found with your site that you can address

For Android
Turn pop-ups on or off
  • On your Android phone or tablet, open the Chrome app .
  • To the right of the address bar, tap More Settings.
  • Tap Site settings Pop-ups and redirects.
  • Turn Pop-ups and redirects on or off.
Allow pop-ups from a specific site
Not all pop-ups are ads or spam. Some legitimate websites display web content in pop-up windows.
  • On your Android phone or tablet, open the Chrome app .
  • Go to a page where pop-ups are blocked.
  • At the bottom, tap Always show.
  • Allow or block notifications from some sites
On your Android phone or tablet, open the Chrome app .
Go to the website you don’t want to receive notifications from.
  • To the right of the address bar, tap More Info .
  • Tap Site Settings Notifications.
  • If you don’t see the setting here, this website can’t send you notifications.
  • Choose Allow or Block.
  • My site's popups are being blocked
Chrome blocks pop-ups that users might not find useful.

If pop-ups are being blocked on a site that you own, visit the Abusive Experience Report. In the report, you'll learn if there are any issues found with your site that you can address


For iPhone
Turn pop-ups on or off
  • On your iPhone or iPad, open the Chrome app .
  • Tap More Settings .
  • Tap Content Settings Block Pop-ups.
  • Turn Block Pop-ups on or off.
Allow pop-ups for a specific site
Not all pop-ups are ads or spam. Some legitimate websites display web content in pop-up windows.
  • On your iPhone or iPad, open the Chrome app .
  • Go to a page where pop-ups are blocked.
  • At the bottom, under "Pop-ups blocked," tap Always show.
Fix issues with pop-ups
If you're on a page with a pop-up or dialog that won't go away, try these steps:

  • Turn on your phone's airplane mode.
  • Quit Google Chrome.
  • Close the tab with the bad pop-up or dialog box.
My site's popups are being blocked
Chrome blocks pop-ups that users might not find useful.
If pop-ups are being blocked on a site that you own, visit the Abusive Experience Report. In the report, you'll learn if there are any issues found with your site that you can address

Cara Gampang Blokir Website di PC, Android dan iOS

Apakah Anda merasa resah karena suatu website kedapatan menyebarkan virus/ malware ke perangkat Anda? Atau Anda ingin menghindari situs-situs yang menyebarkan konten ilegal?

Cara Blokir Website di PC 
Ada banyak cara yang bisa Anda coba untuk memblokir situs di PC Anda, yakni dengan memanfaatkan extensions (Chrome), Add-ons (Firefox), atau mengedit hosts file (Windows). 

Menggunakan Chrome Extensions 
Jika Anda adalah pengguna Google Chrome, Anda bisa dengan mudah blokir website dengan bantuan extensions. Ada banyak opsi yang bisa Anda pilih, seperti Block Site, uBlacklist, dan Site Blocker. Dalam tutorial ini, kami akan menggunakan ekstensi Site Blocker. Berikut langkah-langkahnya: 
Kunjungi Chrome web store dan cari Site Blocker melalui kolom pencarian.
Buka halaman Site Blocker dan klik Add to Chrome/Tambahkan ke Chrome. 
Kemudian, pilih Tambahkan Ekstensi/Add Extension pada popup box yang muncul 
Jika proses install selesai, kunjungi halaman website yang ingin Anda blokir dan klik ikon Site Blocker yang terletak di pojok kanan atas Chrome Anda. Kemudian, tekan Block Current Site.
Anda juga bisa membuat daftar website yang ingin diblokir. Caranya, klik ikon ekstensi Site Blocker dan pilih Manage Blocked Sites. Pada tab Block Sites, tulis URL situs satu persatu dan tekan Enter.

Menggunakan Mozilla Firefox Add-ons 
Bagi Anda pengguna Mozilla Firefox, tak usah khawatir. Anda juga bisa blokir situs dengan mudah menggunakan Add-ons. Kabar baiknya, opsinya pun cukup banyak; seperti LeechBlock, Impulse Blocker, dan Block Site. Dalam tutorial ini, kami akan menggunakan Block Site. Mari simak langkah-langkahnya! 
Buka halaman Firefox Browser Add-ons dan tulis Block Site di kolom pencarian.
Kemudian, tekan tombol Add to Firefox. 
Akan ada popup box muncul di bagian atas halaman dan tekan Add. 
Setelah itu, tekan checkbox Allow this extension to run in Private Windows dan klik Okay, Got It 
Jika sudah, tekan tombol hamburger yang berada di sisi pojok kanan, lalu pilih Add-ons
Buka menu Extensions > klik Options pada meatballs menu yang terletak di samping kanan Block Site addon
Tulis nama website pada kolom yang tersedia, kemudian klik Add.
Terakhir, akses bagian tools yang terletak di bawah halaman untuk mengatur password. Selanjutnya, klik save.

Mengedit Hosts File 
Selain melalui browser, Anda juga bisa memblokir situs dengan mengedit hosts file di perangkat Anda. berikut tutorial lengkapnya: 
Pertama, buka aplikasi notepad dalam mode administrator. Caranya yaitu dengan mengklik kanan ikon aplikasi tersebut, dan pilih Run as administrator. 
Jika notepad sudah terbuka, akses File > Open. Kemudian, pilih Local Disk (C:) > Windows > System32 > drivers 
Setelah itu, ubah tipe file dari Text Documents (*.txt) ke All Files (*.*)
Buka file Hosts 
Selanjutnya, tulis localhost IP Anda yaitu 127.0.0.1 di bagian paling bawah note, diikuti dengan alamat website yang ingin Anda blokir. Sebagai contoh, kami akan memblokir Facebook dan Instagram.
Jika sudah, tekan ctrl+s atau File > Save untuk menyimpan note tersebut. 

Blokir Website di Android 
Memblokir situs di perangkat Android juga tidak begitu sulit. Untungnya, Anda bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi seperti BlockSite, Stay Focused, Mobile Security & Antivirus, dan Freedom. Di sini, kami akan membahas tutorial memblokir web dengan aplikasi Stay Focused. 
Temukan dan install aplikasi Stay Focused di Play Store 
Setelah proses instalasi selesai, buka aplikasi tersebut. Nantinya, Anda akan diarahkan ke pengaturan Access Permission.
Pilih Click to Grant dan pastikan bahwa Stay Focused telah diberikan akses untuk memonitor penggunaan aplikasi di perangkat Anda. 
Jika sudah, pergi ke bagian Quick Actions dan klik Block Sites. 
Cari web yang ingin Anda blok di kolom pencarian. Sebagai contoh, kami akan memblokir Facebook. Dalam tahap ini, Anda juga mungkin akan diarahkan ke pengaturan Accessibility dan diminta untuk mengizinkan Stay Focused untuk meninjau situs-situs yang Anda kunjungi di browser.
Setelah itu, Anda akan diarahkan ke Add Block Configuration—di mana Anda bisa mengatur beberapa konfigurasi, seperti mengatur lama waktu pemblokiran situs/aplikasi. 

Blokir Website di iOS 
Jika pengguna iPhone maupun iPad, berikut cara memblokir situs dari perangkat Anda. 
Buka Settings > Screen Time > Content & Privacy Restrictions.
Aktifkan Content & Privacy Restrictions dan buka Content Restrictions.
Kemudian akses bagian Web Content dan pilih Limit Adult Websites 
Pada halaman yang sama, klik Add Website di bawah bagian Never Allow 
Tulis URL website yang Anda ingin blokir 

Kesimpulan 
Sekarang Anda tentu telah memahami bagaimana caranya blokir website di PC dengan mudah—yakni dengan menggunakan extensions (Chrome), add-ons (Firefox), hingga mengedit hosts file. Anda juga sudah belajar cara memblokir situs di perangkat Android dan iOS hanya dalam beberapa langkah. 

Thursday, 10 December 2020

Instalasi dan Konfigurasi FreeNAS 11 Sebagai NAS

FreeNAS adalah distro khusus untuk digunakan sebagai sistem operasi NAS (Network Attached Storage) yang dibangun diatas landasan FreeBSD. Pada versi terakhir saat ini (8.04), FreeNAS tidak lagi memberi peluang untuk memanfaatkan harddisk dimana sistem operasi FreeNAS ditanamkan untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan data (storage). Dengan demikian FreeNAS sebaiknya diinstalasi di media eksternal seperti USB-drive, atau di kartu memori flash/SSD Card.

Mengapa FreeNAS?
Selain OpenFiler, FreeNAS adalah sistem operasi populer yang sudah dikemas untuk memberikan layanan network/shared storage. FreeNAS memiliki kelebihan dalam bentuk :
Ukuran file ISO yang cukup kecil (lk 150 MB) sehingga proses instalasi berjalan dengan cepat dan performance sistem tidak terbebani oleh aplikasi yang dipergunakan
Mudah dikonfigurasi. FreeNAS mudah dikonfigurasi baik menggunakan web maupun konsole
Kelengkapan Feature. FreeNAS memiliki service yang beragam, mulai dari Samba, NFS, iSCSI dll

Kebutuhan Sistem untuk FreeNAS
Arsitektur sistem 64 bit. Meski FreeNAS tersedia untuk32-bit dan 64-bit, rekomendasinya gunakan 64 bit, baik atas pertimbangan memory yang bisa digunakan maupun terkait dengan sistem partisi. Jika menggunakan sistem 32 bit atau memory < 4 GB sebaiknya gunakan sistem partisi UFS
RAM. Jika menggunakan ZFS sebaiknya RAM minimal 6 GB. Jika kurang, sangat direkomendasikan untuk menggunakan tipe UFS. Jika menggunakan Active Directory dengan FreeNAS™, tambahkan 2 GB RAM untuk winbind’s internal cache
Shared Memory. Jika FreeNAS™ diinstall tanpa GUI, disable shared memory settings untuk video card di BIOS
Compact or USB Flash. FreeNAS™ OS adalah image sistem yang berjalan. Ini artinya FreeNAS tidak disarankan diinstall diatas harddisk karena akan menyebabkan kapasitas harddisk terbuang, tidak bisa dipakai
RAID. Untuk konfigurasi RAID, gunakan RAID hardware dan direkomendasikan menggunakan RAID 10 agar ada keseimbangan antara kapasitas yang didapatkan dengan keamanan data jika terjadi masalah fisik harddisk
Harddisk. Tidak direkomendasikan menggunakan harddisk SATA. Sebaiknya gunakan harddisk SAS 10.000 atau 15.000 RPM dalam format RAID 10. Harddisk SATA didesain untuk single-user sequential I/O sehingga tidak bagus digunakan untuk proses write multi-user
Network Interfaces. Secara umum NIC card yang bisa disupport oleh FreeNAS adalah NIC yang terdapat pada FreeBSD Compatibility List. Meski demikian, banyak user FreeBSD yang merekomendasikan NIC dari Intel dan Chelsio. Gunakan NIC GigE (10 Gbps) untuk kecepatan yang bagus. Jika perlu, bonding beberapa NIC menjadi satu agar mampu menyediakan koneksi yang lebih besar. Saat ini FreeNAS belum mendukung : InfiniBand, FibreChannel over Ethernet atau wireless interfaces

Hardware Requirement
Seperti biasa, sebelum anda melakukan instalasi terhadap suatu perangkat sebaiknya anda mengerti spesifikasi hardware yang diminta agar sistem berjalan dengan baik.

FreeNAS 11 meminta cukup tinggi spesifikasi hardware jika anda terapkan pada production, berikut spesifikasi yang diminta:
Hardware Support 64-bit
Minimum RAM 8GB
Multicore 64-bit Processor
SSD Drive untuk System FreeNAS, minimum 8GB. Recommended 16GB.
Hard Drive SATA/SAS, direkomendasikan yang memang untuk NAS seperti HDD WD Red.
Ethernet Card 1 x 1 Gbps. 2 x 1 Gbps lebih baik karena bisa dibuat LACP / Bonding – kecepatan transfer data auto lebih cepat.

Note:
– Penambahan kapasitas Hardisk per-1TB sebaiknya RAM server ditambah 1GB (sbg kalkulasi besar harddisk yang akan digunakan)
Langkah-langkah Instalasi FreeNAS 11

Saya sarankan anda sudah menyiapkan bootable installer jika anda akan instal pada fisik storage server. ISO FreeNAS bisa anda download di: https://www.freenas.org/download-freenas-release/

Software bisa menggunakan Rufus, PowerISO atau yang lain. Bootable installer disk bisa pakai Flashdisk / SDCard (jika storage server ada slotnya) atau DVD-R.
Step 1 – Setting Boot Priority BIOS

Seperti halnya instalasi sistem operasi pada komputer pc, langkah awal adalah mengatur boot priority. Sesuaikan dengan media yang anda gunakan untuk instalasi. Misal, disini menggunakan CD-ROM berarti saya atur boot pertama adalah CD-ROM Drive – F10 – Enter. Restart Server…


Step 2 – FreeNAS Boot OS
Jika bootable installer nya sesuai dan working maka tampilan boot pertama sistem freenas adalah sebagai
 berikut:

Step 3 – Install/Upgrade
Pilih Install/Upgrade untuk instalasi FreeNAS.


Step 4 – Pilih Disk untuk Sistem FreeNAS
Pilih disk yang akan digunakan sebagai sistem freenas. Disini saya contohkan saya instal pada disk yang paling kecil : 20GB, disk 100GB x 2 nantinya saya gunakan untuk Disk NAS.

Step 5 – Confirmation, Yes
Pilih Yes, untuk memulai instalasi FreeNAS. Disk yang dipilih tadi akan di format oleh sistem secara otomatis untuk ditimpa dengan sistem operasi FreeNAS.


Step 6 – Setting Root Password
Bagian ini untuk mengatur root password sistem FreeNAS. Nantinya juga digunakan untuk masuk ke Web Configuration.


Step 7 – Pilih Boot Mode
Pilih Mode Boot BIOS, disarankan mengikuti rekomendasi saja. Jika hardware anda baru bisa menggunakan UEFI agak proses bootnya lebih cepat dan lancar.


Proses instalasi kedalam disk tadi. Tunggu saja sampai selesai.


Instalasi selesai, silahkan Enter saja.


Step 8 – Reboot Server


Instalasi selesai, berikut tampilan console FreeNAS. Secara otomatis jika ada DHCP Server masuk ke ethernet FreeNAS maka FreeNAS akan secara otomatis mendapatkan IP Address.


Instalasi selesai, selanjutnya simak Konfigurasi Dasar FreeNAS 11.
Langkah-langkah Konfigurasi Dasar FreeNAS 11
Konfigurasi Dasar FreeNAS kita lakukan supaya system FreeNAS sesuai dengan aturan standar sistem, meliputi: Setting Web Access, IP Address, Time Zone, Language, Email, Gateway, DNS dan lain-lain.

Berikut beberapa bagian yang menurut saya perlu atau penting dikonfigurasi setelah FreeNAS terinstal.
Default Login FreeNAS adalah dengan username: root dan password: <waktu instalasi>


FreeNAS New Themes – Login


Dashboard FreeNAS New Themes – Default
Step 1 – Setting Web Access
Konfigurasi pertama, kita mulai dengan masuk ke menu: System – General. Setting Protocol, Web GUI IP Address, Web GUI HTTP Port, Web GUI HTTPS Port, Language, TimeZone.

Note:
– Setting Protocol, Port sesuai dengan keinginan anda.


System – General
Step 2 – Setting NTP Servers
Konfigurasi berikutnya adalah NTP Servers, masuk ke menu: System – NTP Servers. Lakukan pengubahan pada daftar ntp yang sudah ada. Pada bagian ini saya hanya mengubah alamat ntp menjadi 0-2.id.pool.ntp.org yang mana itu nanti mengambil waktu sesuai server ntp indonesia.


System – NTP Servers
Step 3 – Setting Email akun Root
Masuk ke menu: Accounts – Users kemudian pilih user root dan Edit. Bagian ini juga penting diatur, agar notifikasi sistem terkirim ke akun email root.


Accounts – Users
Step 4 – Setting System Email
Setting FreeNAS SMTP Gmail, untuk mengaturnya silahkan masuk ke menu: System – Email.
Pada bagian ini anda perlu mengatur email gmail anda agar dapat digunakan oleh freenas untuk mengirim notifikasi system freenas ke email root account sebelumnya.

Jika email anda menggunakan “2 Steps Authentication” anda perlu membuat password untuk setiap server / aplikasi yang ingin menggunakan email tersebut.

Namun, jika tidak menggukan verifikasi 2 langkah anda perlu mengaktifkan mode “Less Secure Apps” dan menggunakan password sesuai login email.

Note:
– Saya sarankan anda mengaktifkan “2 Steps Authentication”.


System – Email
Setelah anda pastikan benar pengaturanya, silahkan uji coba dengan melakukan SEND MAIL. “Pastikan FreeNAS anda terhubung dengan Internet”


Testing Send Email
Step 5 – Setting Hostname, Default Route & Nameservers
Masuk ke menu: Network – Global Configuration. Hal ini penting sekali anda atur supaya server freenas mempunya hostname (FQDN) didalam jaringan internal anda.

Selain itu pengaturan Default Route dan Nameserver juga sangat penting dalam masalah koneksi ke beda network dan internet termasuk resolving domain.


Network – Global Configuration
Step 6 – Setting Static IP Address FreeNAS
Masuk ke menu: Network – Interfaces – Add. Point ini jangan sampai terlupakan ya, server storage dan server pada umumnya sangat perlu pengaturan static ip address.

Anda bisa atur pada sistem FreeNAS maupun bisa anda atur pada perangkat DHCP Server.


Network – Interfaces
Setelah selesai tahap ini, silahkan reboot server anda. Tombol Reboot di pojok – kanan – atas. 
Berikut tampilan Dashboard setelah selesai dikonfigurasi FreeNAS-nya.


Dashboard FreeNAS – After Configuration
Jadi, seperti itulah konfigurasi dasar FreeNAS.