Tutorial Social Network

Informasi Seputar Media Sosial

Tutorial Computer

Informasi Seputar Komputer

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Website

Informasi Seputar Pemrograman Website

Tutorial Windows

Informasi Seputar Sistem Operasi Windows

Tutorial Linux

Informasi Seputar Sistem Operasi Linux

Tutorial Android

Informasi Seputar Android

Wednesday, 10 February 2021

Tutorial Instalasi Openfiler Unified Storage

Openfiler adalah salah satu distro GNU/Linux yang khusus dibuat untuk urusan storage. Hadir dengan frontend berbasis web yang akan mempermudah penggunaannya. Berbagai fitur storage ditanamkan ke distro Openfiler. Beberapa di antaranya adalah CIFS, NFS, iSCSI, fibre channel, dll. Distro ini akan sangat membantu dalam urusan pengaturan storage di lingkungan virtualisasi seperti Xen dan KVM. Distro yang dikembangkan dengan basis CentOS ini juga datang dengan installer berbasis GUI yang sangat mudah digunakan.

Download installer Openfiler dari situs resminya.
Atur boot priority di BIOS ke CD-ROM, lalu boot PC dengan CD installer Openfiler.
Di menu boot tekan Enter untuk melanjutkan.
Pilih skip di tampilan konfirmasi untuk memeriksa CD instalasi.
Klik Next untuk melanjutkan.


Pilih konfigurasi keyboard untuk Indonesia kebanyakan menggunakan U.S. English. Lanjutkan dengan klik Next.


Ada dua pilihan untuk membuat partisi, otomatis atau manual. Pilihan otomatis akan menyerahkan sepenuhnya pada installer Openfiler. Pilihan manual akan meberikan kita kebebasan membuat partisi. Klik Next untuk melanjutkan.


Openfiler membutuhkan minimal tiga partisi untuk /boot, /, dan swap. Buatlah tiga partisi di harddisk server dan kaitkan masing-masing dengan partisi di atas. Klik Next untuk melanjutkan.


Jika RAM di server yang dipasang Openfiler tidak banyak, installer akan meminta persetujuan untuk mengaktifkan swap saat itu juga. Pilih Yes untuk menyetujui.


Berikutnya adalah konfigurasi jaringan untuk server Openfiler. Secara default Openfiler menggunakan konfigurasi DHCP. Untuk mengubahnya pilih ethernet yang digunakan lalu klik Edit.


Nonaktifkan pilihan DHCP pada jendela yang muncul. Kemudian isikan alamat IP untuk ethernet terpilih. Klik OK untuk kembali ke layar di langkah 10. Klik Next untuk melanjutkan.


Pilih zona waktu yang sesuai dengan lokasi server. Klik Next untuk melanjutkan.


Masukkan password untuk user root. Password ini nantinya akan digunakan untuk administrasi sistem. Klik Next untuk melanjutkan.


Konfirmasi untuk melanjutkan instalasi dengan klik tombol Next.


Instalasi akan berlangsung selama beberapa waktu.


Reboot server di akhir instalasi untuk masuk ke sistem Openfiler yang baru dipasang.


Setelah instalasi selesai, kita dapat melanjutkan administrasi dengan login langsung menggunakan user root dan password yang kita tetapkan pada proses instalasi.


Antarmuka web untuk administrasi dapat diakses menggunakan URL https://10.10.10.253:446/ tentu saja dengan menyesuaikan alamat IP yang digunakan untuk server Openfiler.

4 Distro Khusus Untuk Membangun Server Storage

Storage atau yang dalam bahasa Indonesia mendapatkan padanan media penyimpanan merupakan salah satu komponen utama penyusun data center modern. Secara garis besar dibagi menjadi dua, internal dan external storage. Internal storage biasanya mempunyai keterbatasan karena jumlah slot yang dapat ditampung server juga terbatas. External storage hadir untuk menutupi kelemahan itu. Media penyimpanan eksternal dibagi lagi menjadi dua, NAS (Network-attached Storage) dan SAN (Storage Area Network). Dua-duanya banyak tersedia di pasaran dengan harga yang biasanya cukup mahal. Salah satu solusi yang lebih ekonomis adalah membangun storage sendiri menggunakan distro khusus.

Berikut ini 4 distro khusus untuk server storage yang dapat dijadikan alternatif untuk NAS/SAN dari pabrikan.

1. OpenFiler

Distro ini dikembankan dengan basis CentOS. Proses instalasinya cukup mudah dan sederhana. Fitur-fitur yang dimiliki juga cukup lengkap mulai dari iSCSI, Samba, NFS, FTP, LVM, webGUI, hingga dukungan autentikasi LDAP dan AD.

2. FreeNAS


FreeNAS merupakan distro khusus untuk storage yang dikembangkan di atas sistem operasi FreeBSD. Salah satu fitur unggulan yang dibawa distro ini adalah sistem berkas ZFS. Selain itu tersedia juga fitur-fitur standar lainnya seperti dukungan terhadap protokol iSCSI, FTP, NFS. Samba, NFS, TFTP, AFP, dll.

3. OpenMediaVault (OMV)


OpenMediaVault menggunakan distro Debian sebagai basis pengembangannya. Fitur-fitur yang tersedia cukup lengkap. Distro ini juga mempunyai sistem plugin yang dapat menambah kemampuan lain yang belum tersedia pada instalasi default. Sayangnya OpenMediaVault belum mendukung autentikasi LDAP dan AD secara default.

4. NAS4Free


NAS4Free dikembangkan untuk mengakomodasi keberlanjutan proyek FreeNAS versi 7 yang tidak lagi didukung oleh para pengembangnya. Protokol yang didukung cukup banyak, di antaranya Samba, NFS, iSCSI, FTP, TFTP, Rsync, Unison, AFP, HAST, CARP, hingga Bittorrent.

Tutorial Instalasi Owncloud Storage Server Di Ubuntu 12.04

Pernah merasa penasaran bagaimana mengembangkan cloud storage semacam Dropbox, Ubuntu One, Google Drive, atau Microsoft Skydrive? Kalau ya, sekarang kita dapat membangun layanan cloud seperti itu di server sendiri. Bagaimana caranya? Sangat gampang sekali, kita cukup memasang web server yang mendukung PHP kemudian menjalankan Owncloud di atasnya. Belum pernah mendengar nama Owncloud? Perangkat berbasis web ini memungkinkan kita mengakses berkas di server semudah browsing Internet. Ia juga mampu melakukan sinkronisai berkas, daftar kontak di ponsel, hingga jadwal kalender dari desktop/ponsel ke server.

1. Persiapan Instalasi
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum instalasi Owncloud.

1.1 Install LAMP
Instalasi Owncloud akan kita lakukan di Ubuntu 12.04 Server, jadi kita sudah harus punya mesin dengan sistem operasi ini. Jika belum, silakan melakukan instalasi Ubuntu 12.04 Server terlebih dahulu. Kemudian server ini harus dipasangi Apache dengan dukungan PHP. Cara paling mudah untuk melakukannya dengan bantuan tasksel (baca artikel Tutorial Instalasi LAMP Di Ubuntu).

1.2 Download Owncloud
Kita juga membutuhkan installer Owncloud yang bisa kita dapatkan secara gratis dari situs resminya. Dalam artikel ini, saya menggunakan installer dalam bentuk tar.bz2. Installer ini saya unduh ke komputer desktop, lalu diunggah ke server menggunakan SSH (petujuknya di Transfer File Menggunakan SCP).

1.3 Buat Database MySQL
Ada dua opsi untuk back-end basis data yang dapat kita gunakan, SQLite dan MySQL. Kita tidak perlu menjalankan langkah ini jika menggunakan SQLite. Untuk membuat database, eksekusi perintah berikut untuk login ke MySQL.

mysql -u root -pKemudian jalankan script berikut di command prompt MySQL.

create database db_owncloud;
grant all privileges on db_owncloud.* to "awan"@"localhost"

identified by "awanmendung";Script di atas akan membuat database db_owncloud dengan user awan dan password awanmendung. Sesuaikan nama database, user, dan password ini.

1.4 Konfigurasi Apache
Kita harus mengaktifkan modul rewrite dan headers dengan dengan perintah berikut:
sudo a2enmod rewrite
sudo a2enmod headers
Lakukan juga penyesuaian penagaturan konfigurasi di /etc/apache2/sites-available/default.

sudo vim /etc/apache2/sites-available/defaultTemukan baris-baris berikut ini.

<Directory /var/www/>
Options Indexes FollowSymLinks MultiViews
AllowOverride None
Order allow,deny
allow from all
</Directory>Ganti baris

AllowOverride Nonemenjadi

AllowOverride allRestart layanan Apache dengan mengeksekusi perintah di bawah ini.

sudo service apache2 restart

2. Instalasi Owncloud
Setelah semua persiapan di atas selesai, ekstrak installer Owncloud.

cd
tar xjvf owncloud-5.0.4.tar.bz2Perintah di atas mengasumsikan berkas owncloud-5.0.4.tar.bz2 berada di direktori home user yang kita gunakan login ke Ubuntu 12.04 Server.

Salin direktori hasil ekstraksi ke /var/www.

sudo cp -a owncloud /var/www/Lalu ganti ownership direktori tersebut.

sudo chown -R www-data:www-data /var/www/owncloudJalankan wizard instalasi dengan mengakses URL http://10.10.10.220/owncloud dari browser di PC desktop yang terhubung ke server Ubuntu 12.04. Ganti 10.10.10.220 dengan alamat IP server milik kita.


Tentukan username yang nantinya digunakan sebagai administrator beserta password, kemudian lengkapi juga konfigurasi untuk database MySQL sesuai dengan data-data yang kita buat di tahap sebelumnya. Klik tombol Finish setup untuk menyelesaikan instalasi dan login ke Owncloud.


Instalasi Owncloud selesai dan siap digunakan untuk berbagai keperluan. Kita dapat mengunggah dan mengunduh berkas audio, video, gambar, dokumen, dll menggunakan browser atau aplikasi klien berbasis desktop, Android, dan iPhone.

Instalasi Server Storage OpenMediaVault

OpenMediaVault adalah distro Linux berbasis Debian yang dapat kita gunakan sebagai server storage atau NAS (Network-Attached Storage). Fitur-fitur yang dimiliki distro ini hampir sama seperti tiga distro server storage lainnya yang sudah pernah dibahas di Tutorial Ngoprek (OpenFiler, FreeNAS, dan NAS4Free) yaitu administrasi berbasis web, Software RAID, SMART, LVM, iSCSI, quota, dll. Sedangkan protokol yang didukungnya juga cukup lengkap meliputi CIFS (Samba), FTP, NFS, TFTP, AFP, Rsync, dll.

Download OpenMediaVault
Installer distro OpenMediaVault dapat kita download secara gratis dari situs resminya. Installer tersedia dua bentuk yaitu preinstalled virtual machine dan ISO image. Sedangkan platform yang didukung adalah 32 bit dan 64 bit. Dalam artikel ini kita akan menggunakan ISO image untuk platform 64 bit yang dapat diunduh menggunakan wget.

cd Downloads
wget http://goo.gl/rEG9UPerintah di atas akan mengunduh versi terbaru distro ini.

Instalasi OpenMediaVault
Kita akan menggunakan virtual machine berbasis KVM di Proxmox dalam instalasi ini. Konfigurasi untuk mesin ini tampak seperti pada gambar di bawah.


Boot mesin ini untuk memulai proses instalasi berbasis teks. Pilih bahasa yang akan digunakan selama instalasi di layar pertama. Tekan Enter untuk melanjutkan.


Pilih Indonesia sebagai negara lokasi server kita berada.


Tentukan pengaturan locales untuk server ini. Pilihan di sini akan berpengaruh pada pengaturan mata uang, satuan, dan bahasa yang digunakan sistem.


Selanjutnya pilih tatak letak papan ketik (keyboard layout) yang kita gunakan. Di Indonesia kebanyakan menggunakan American English.


Proses memuat komponen yang dibutuhkan akan berlangsung beberapa saat ditandai dengan progress bar.


Installer OpenMediaVault juga akan berusaha mengambil konfigurasi jaringan dari server DHCP. Jika tidak ditemukan, maka pesan error akan ditampilkan. Klik Continue untuk melakukannya secara manual.


Kemudian pilih Configure network manually di layar berikutnya.


Tentukan alamat IP untuk server ini.


Tentukan juga netmask.


Kemudian tentukan alamat IP dari gateway.


Dan alamat server DNS yang akan digunakan.


Lalu tentukan password untuk root. Sebaiknya pilih password yang cukup panjang dan sulit untuk ditebak namun mudah untuk diingat.


Verifikasi password root tadi dengan mengetik kembali di layar berikutnya.


Pilih zona waktu sesuai dengan lokasi server kita. Jakarta untuk WIB, Makassar untuk WITA, dan Jayapura untuk WIT.


Pilih Yes untuk menyetujui pengaturan partisi yang dilakukan secara otomatis oleh OpenMediaVault. Harap diperhatikan kalau aksi ini akan menghapus semua data di harddisk yang digunakan untuk instalasi.


Tunggu hingga proses instalasi selesai.


Setelah instalasi kita harus melakukan konfiguri repositori, untuk itu pilih Indonesia di layar konfigurasi package manager.


OpenMediaVault akan mengusulkan beberapa mirror yang terdapat di Indonesia. Pilih salah satunya lalu tekan Enter untuk melanjutkan.


Masukkan alamat server proxy jika terdapat proxy di jaringan kita, biarkan kosong jika tidak.


Instalasi selesai, klik Continue untuk reboot ke sistem baru ini.


Di layar GRUB tekan Enter untuk memulai OpenMediaVault dari harddisk.


Sekarang cobalah mengakses alamat IP server ini menggunakan browser dari PC lain yang terhubung ke jaringan yang sama. Kemudia login dengan default user admin dan password openmediavault.


Tampilan antarmuka administrasi OpenMediaVault tampak seperti pada gambar berikut ini.


Walaupun proses instalasi OpenMediaVault cukup panjang, namun kita tidak perlu melakukan konfigurasi tambahan untuk dapat mengakses web administrasi server storage ini.