Tutorial Social Network

Informasi Seputar Media Sosial

Tutorial Computer

Informasi Seputar Komputer

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Website

Informasi Seputar Pemrograman Website

Tutorial Windows

Informasi Seputar Sistem Operasi Windows

Tutorial Linux

Informasi Seputar Sistem Operasi Linux

Tutorial Android

Informasi Seputar Android

Monday, 22 February 2021

Teknologi RAID Harddisk


RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah sebuah teknologi penyimpanan yang menggunakan kombinasi beberapa hard drive menjadi satu kesatuan unit yang bertujuan meningkatkan performa data dan redundansinya. bukan itu saja, RAID juga akan meningkatkan kapasitas penyimpanan menjadi lebih besar dan meningkatkan keamanan data yang tersimpan.
RAID dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan memiliki kapasitas penyimpanan berlimpah dengan menggabungkan beberapa disk. Kemampuan untuk mirror satu disk ke disk lain memungkinkan pengguna mendapatkan sistem toleran kesalahan yang sangat mendasar dengan RAID. Mirror disk menyediakan salinan persis dari cermin satu. Jika satu disk gagal, data yang terkandung di dalamnya dapat dibangun kembali berdasarkan salinan disimpan di mirror disk.
Penggunaan Hamming-code parity memberikan kesalahan sistem toleran mirip dengan mirroring dengan lebih bermanfaat kapasitas secara agregat. Parity membutuhkan lebih sedikit ruang per sepotong data, namun memiliki kemampuan untuk merekonstruksi data tidak ada Parity Data dapat disimpan dalam satu disk atau dapat didistribusikan ke banyak disk untuk kinerja menulis yang lebih baik. Peningkatan kesalahan level toleran dapat dicapai dengan menyimpan Parity Data dua kali lipat yang memungkinkan sistem membangun kembali data jika terjadi dua disk gagal di waktu yang sama.

Kalkulasi Online:

A. Metode penyimpanan RAID
1. Striping
Striping adalah teknik pemisahan data ke dalam blok-blok tertentu. Cara penyimpanan ini dapat meningkatkan performa karena memungkinkan sekumpulan data dibaca dari beberapa hard disk secara bersamaan. Akan tetapi bila satu hard disk mengalami kegagalan, maka keseluruhan hard disk akan mengalami kegagalan.

2. Mirroring
Mirroring adalah teknik penyimpanan di mana isi hard disk pertama disalin ke hard disk kedua. Penempatan data seperti ini mempengaruhi toleransi kesalahan dan performa. Teknik mirroring dapat meningkatkan proses pembacaan data mengingat sistem yang menggunakannya mampu membaca data dari dua disk atau lebih. Tapi saat digunakan untuk menulis, kinerjanya akan lebih buruk karena data yang sama akan dituliskan pada beberapa hard disk yang tergabung di dalam susunan RAID.

3. Parity
Parity adalah teknik penyimpanan yang menggunakan metode striping dan cheksum. Parity data di RAID digunakan untuk memeriksa kesalahan pada hard disk dan mendapatkan redundansi data. Jika ada hard disk yang rusak, secara otomatis RAID akan melakukan rekonstruksi data pada hard disk yang baru. Metode ini pada umumnya akan menurunkan kinerja sistem karena data harus dibaca dari beberapa tempat dan harus dibandingkan dengan checksum yang ada. Seluruh tipe RAID yang ada didasarkan pada teknik striping, mirroring, dan parity di atas, atau kombinasinya.

Kebutuhan teknik RAID muncul akibat perkembangan kebutuhan penyimpanan data yang lebih cepat dibandingkan dengan perkembangan kapasitas sebuah hard disk. Terlebih lagi di lingkungan data center, kebutuhan kapasitas untuk menyimpan data bisa mencapai ribuan kali lipat lebih banyak dari kapasitas satu buah hard disk. Di tahun 2007, IDC memperkirakan pertumbuhan informasi mengalami peningkatan lebih pesat dibandingkan kapasitas penyimpanan tersedia.

B. Klasifikasi RAID
Pada awalnya, tujuan RAID adalah menyatukan beberapa hard disk untuk memperoleh sebuah hard disk virtual yang memiliki kapasitas setara dengan total jumlah kapasitas seluruh hard disk yang digabung.

Tingkatan RAID pada dasarnya merupakan cara / teknik konfigurasi hard drive. Setiap level memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada yang unggul di sisi ruang /storage tetapi lemah di sisi keamanan datanya, ada yang unggul di sisi keamanan namun lemah kinerjanya, dsb. Pada dasarnya tidak ada yang “terbaik” untuk RAID. Masing-masing dari level berikut bisa dikatakan “terbaik” tergantung dengan situasinya. Jadi terserah kebijaksanaan kita untuk menentukan.

A. RAID 0
RAID 0 Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan hard disk).
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali.
Dengan RAID 0, kita menggunakan dua / lebih hard disk yang bertindak seolah-olah merekasatu hard disk. RAID 0 diibaratkan "0" perkindungan. Bahkan karena kita menggunakan dua hard disk maka kita memiliki dua kali risiko kehilangan data. Karena bila salah satu drive mengalami error, maka kita terancam kehilangan data.
Misalkan kebutuhan ruang hard disk sebesar 12 TB (Terabytes) bisa dipenuhi dengan cara menggabungkan tiga buah hard disk dengan kapasitas masing-masing 4 TB.
RAID 0 memberikan keuntungan pemanfaatan kapasitas hard disk maksimal dan data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID 0 juga memiliki kelemahan yaitu Jika terjadi kerusakan pada RAID 0, maka data tidak dapat diselamatkan karena tidak ada salinannya.

Raid 0 lebih pas digunakan oleh orang-orang yang mengutamakan ruang tetapi tidak peduli tentu akan kehilangan data mereka. Jadi di kondisi apa kita menggunakan RAID 0? Salah satu contohnya adalah sebagai server backup yang murah. Katakanlah kita punya banyak harddisk lama yang sudah tidak dipakai lagi, kemudian ingin membuat cadangan/backup data tetapi harddisk tua kita tidak cukup besar untuk pekerjaan itu. Maka kita bisa tempatkan semua hard disk yang ada untuk membentuk array RAID 0 dan menggabungkan kapasitas harddisk yang sudah ada. Tetapi pastikan data-data yang masuk ke server ini adalah hanya untuk tujuan backup/cadangan.



B. RAID 1
Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya.
Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
RAID 1 memiliki keuntungan yaitu dari sisi penyelamatan data disaat terjadi kerusakan.
RAID 1 juga memiliki kelemahan yaitu menyebabkan kapasitas yang dapat digunakan hanya setengah dari kapasitas total seluruh hard disk.

RAID 1 memakan ruang/space hard disk, tetapi lebih baik untuk kecepatan dan redundansi. Ini jadi pilihan yang baik untuk menjalankan sistem operasi. Server pada umumnya memiliki dua level RAID. RAID 1 yang berisi sistem operasi saja dan RAID tingkat kedua (biasanya RAID 5) untuk penyimpanan/storage.






C. RAID 2
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti , sehingga data menjadi lebih reliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.



D. RAID 3
RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.




E. RAID 4
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).





Hubungan antara RAID 2, RAID 3, dan RAID 4.
Teknik RAID 2, RAID 3, dan RAID 4 menggunakan salah satu hard disk sebagai penyimpan menurut aturan Hamming code. Data parity tersebut dapat digunakan untuk error-correcting disk dalam rangkaian RAID yang mengalami kerusakan. Ketiga teknik ini hanya menggunakan satu hard disk saja sebagai hard disk sehingga kapasitas yang bisa digunakan bisa lebih dari setengah total kapasitas hard disk. Misalkan empat buah hard disk masing-masing 1 TB disusun dengan teknik RAID 3, maka satu hard disk berperan sebagai parity disk sebesar 1 TB dan tiga hard disk digunakan untuk menyimpan data dengan kapasitas total 3 TB.
Dibandingkan dengan RAID 0 dan RAID 1, maka RAID 2, RAID 3 dan RAID 4 memberikan keuntungan dari dua sisi, yaitu pemanfaatan kapasitas dan penyelamatan data. Pada RAID 2, penulisan parity dilakukan untuk setiap bit data yang ditulis. Sementara pada RAID 3 data parity ditulis untuk setiap byte data. RAID 4 menuliskan data parity untuk setiap blok data. Ketiga teknik tersebut menyimpan data parity pada satu harddisk tertentu.

F. RAID 5
RAID 5 adalah tingkat atau level yang paling populer digunakan di server saat ini. Dengan RAID 5 kita bisa memiliki performa dan efisiensi penggunaan ruang. Dalam RAID 5 redundansi didistribusikan di antara semua drive. Jumlah minimum dari drive yang dapat digunakan pada RAID 5 adalah tiga.Teknik RAID 5 diperkenalkan sebagai teknik dengan penggunaan data parity terdistribusi, artinya data parity tidak lagi terkumpul di satu hard disk namun tersebar di seluruh hard disk dalam susunan RAID, tidak seperti RAID 4 yang parity datanya disimpan di satu hard disk yang sama.
Keuntungan dengan teknik RAID 5 ini adalah masing-masing hard disk dalam blok yang berbeda bergantian peran sebagai parity disk bagi hard disk lainnya. Sehingga beban penulisan data parity, yang menentukan kinerja total, terbagi rata ke semua hard disk. Kapasitas maksimal yang bisa digunakan pada teknik RAID 5 sama dengan RAID 4.

RAID 5 juga memiliki kelebihan yaitu Efisiensi penggunaan kombinasi harddisk dan toleransi kesalahan yaitu jika salah satu hard disk down/error maka data tetap aman. Sedangkan kekurangan dari RAID 5 adalah kecepatan RAID 5 tidak secepat RAID 0 atau 1 dan jika lebih dari satu hard disk mengalami error, maka data terancam hilang.

RAID 5 adalah pilihan terbaik untuk data storage, karena efisien dalam penggunaan ruang dan menyediakan redundansi data. Misalkan empat hard disk berkapasitas masing-masing 2 TB disusun dengan teknik RAID 5, maka kapasitas yang bisa digunakan sebesar 6 TB sedangkan yang 2 TB digunakan untuk menyimpan data parity.










G. RAID 6
RAID level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti RAID level 5, tetapi menyimpan informasi redundan tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari beberapa disk sekaligus. RAID level 6 melakukan dua perhitungan paritas yang berbeda, kemudian disimpan di dalam blok-blok yang terpisah pada disk-disk yang berbeda. Jadi, jika disk data yang digunakan sebanyak n buah disk, maka jumlah disk yang dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah n+2 disk.
Keuntungan dari RAID level 6 ini adalah kehandalan data yang sangat tinggi, karena untuk menyebabkan data hilang, kegagalan harus terjadi pada tiga buah disk dalam interval rata-rata untuk perbaikan data (Mean Time To Repair atau MTTR).
Kerugiannya yaitu penalti waktu pada saat penulisan data, karena setiap penulisan yang dilakukan akan mempengaruhi dua buah paritas blok.

RAID 6 baik digunakan untuk media storage. Sebab pada dasarnya RAID 6 sama dengan RAID 5 dengan keamanan data yang lebih baik. Namun akibatnya, kita akan kehilangan sekitar 40% dari ruang gabungan total. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
Keberadaan dua data parity memungkinkan penyelamatan data dalam kejadian kerusakan dua hard disk bersamaan. Kapasitas maksimal adalah total kapasitas seluruh hard disk dikurangi dua kali data parity. Misalkan enam hard disk berukuran 500 GB disusun dengan teknik RAID 6, maka kapasitas yang tersedia adalah 3 TB dengan 1 TB digunakan untuk menyimpan data parity.






Ketujuh teknik RAID di atas masih dapat dikombinasikan dalam implementasinya. Proses kombinasi teknik RAID tersebut disebut sebagai hybrid RAID. Misalkan kombinasi dari RAID 0 dan RAID 1 atau yang dikenal sebagai RAID 0+1, adalah teknik penggabungan RAID 0 diikuti dengan teknik penyalinan pada RAID 1. Dari empat buah hard disk A, B, C dan D, hard disk A dan B digabung sebagai hard disk AB dengan teknik RAID 0 kemudian hard disk C dan D digabung untuk menyalin isi hard disk AB tersebut.

H. RAID Z
Raid Z dan RAID Z2 adalah penemuan Sun Micro System. RAID Z memiliki semua manfaat dari RAID 5 dan fitur lainnya yang membuatnya jauh lebih unggul. Seperti dengan RAID 5, RAID Z dapat mendukung sejumlah hard disk yang bekerja sama dan satu disk untuk redudansi. Jumlah minimum dari hard disk adalah tiga dan hanya satu yang bisa down pada suatu waktu. Jika lebih dari satu hard disk rusak pada saat yang sama, maka kita beresiko kehilangan data.
Kelebihan dari RAID Z adalah Memiliki semua kelebihan dari RAID 5 dan fitur lainnya. Dan Kelemahan dari RAID Z adalah Hanya dapat digunakan dengan OS berbasis Open Solaris seperti Nexenta dan atau sistem berbasis BSD seperti FreeBSD.
RAID Z adalah level RAID terbaik untuk penyimpanan/storage. Pada dasarnya RAID Z melengkapi hampir semua kekurangan dari RAID tingkat sebelumnya dan menambahkan banyak fitur baru. Namun hanya bisa digunakan dengan sistem berbasis Solaris dan BSD. RAID Z sangat baik untuk digunakan dalam NAS / lainnya untuk penyimpanan data berskala besar.





I. RAID Z2
Raid Z2 hampir identik dengan Raid Z dan mirip dengan RAID 6. Dalam RAID Z2, meski dua hard disk bisa down di waktu bersamaan namun data akan tetap aman dan mudah diakses. Sama seperti RAID Z, RAID Z2 jauh lebih unggul dengan RAID 6 karena di dalamnya terdapat banyak fitur lainnya. Jumlah minimum drive untuk menggunakan RAID Z2 adalah empat.

Keuntungan:
Data lebih aman meski dua drive bisa down pada saat yang sama bukan hanya satu.
Memiliki semua manfaat dari RAID Z.

Kekurangan:
Dua hard disk digunakan untuk paritas, sehingga ukuran jumlah gabungan space sangat terbatas.
Hanya dapat digunakan dengan OS berbasis Open Solaris seperti Nexenta dan atau sistem berbasis BSD seperti FreeBSD.
Sama seperti RAID Z tetapi dilengkapi dengan tambahan tingkat keamanan. Tidak untuk digunakan jika butuh space yang besar.


J. RAID level 0+1 dan 1+0
RAID level 0+1 dan 1+0 ini merupakan kombinasi dari RAID level 0 dan 1. RAID level 0 memiliki kinerja yang baik, sedangkan RAID level 1 memiliki kehandalan. Namun, dalam kenyataannya kedua hal ini sama pentingnya. Dalam RAID 0+1, sekumpulan disk di-strip, kemudian strip tersebut di-mirror ke disk-disk yang lain, menghasilkan strip-strip data yang sama.

Kombinasi lainnya yaitu RAID 1+0, di mana disk-disk di-mirror secara berpasangan, dan kemudian hasil pasangan mirrornya di-strip. RAID 1+0 ini mempunyai keuntungan lebih dibandingkan dengan RAID 0+1. Sebagai contoh, jika sebuah disk gagal pada RAID 0+1, seluruh strip-nya tidak dapat diakses, hanya sebagian strip saja yang dapat diakses, sedangkan pada RAID 1+0, disk yang gagal tersebut tidak dapat diakses, tetapi pasangan mirror-nya masih dapat diakses, yaitu disk-disk selain dari disk yang gagal.



PERBANDINGAN LEVEL RAID


Daftar Pustaka
Pada mainboard generasi sekarang, banyak sekali yang sudah dilengkapi dengan fitur RAID, terutama pada mainboard hi-end. RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah. Kata “RAID” juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of Inexpensive Drives yakni teknologi penyimpanan data komputer yang pada intinya mengimplementasikan toleransi kesalahan penyimpanan terutama pada hard disk baik menggunakan perangkat lunak maupun perangkat keras. Secara umum RAID merupakan tata cara penggabungan beberapa cakram keras (hard disk) menjadi satu kesatuan dengan tujuan meningkatkan reliabilitas data dan performa sistem. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan kinerja I/O dari hard disk.Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan “RAID Level”. Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID.RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Solusi perangkat keras umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk secara sekaligus, dan sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara kerja skema RAID tersebut. Sementara itu, solusi perangkat lunak umumnya diimplementasikan di dalam level sistem operasi, dan tentu saja menjadikan beberapa hard disk menjadi sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk melakukan penyimpanan.
RAID terbagi menjadi 7 tingkatan (level), mulai dari RAID 0 s.d RAID 6. Setiap level bukan hubungan hierarki tetapi perbedaan desain Arsitektur . Tingkatan-tingkatan (level) dalam RAID terbagi menjadi 3 karakteristik sbb:

RAID sebagai kumpulan dari beberapa hard disk (physical disk drive) yang oleh sistem operasi hanya terlihat sebagai sebuah logical drive.
Data didistribusikan ke semua beberapa hard disk dalam array tsb.
Redundant disk yang digunakan untuk menyimpan informasi bit paritas, fungsinya untuk mengembalikan data apabila terdapat salah satu hard disk data yang rusak.
Dua karakteristik terakhir diatas, tidak didukung oleh model RAID 0. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing level RAID.

a. RAID 0 (Disk Striping)
Disk Striping mengijinkan kita untuk menulis data ke beberapa Harddisk daripada menulis data ke satu Harddisk saja. Dengan Disk Striping, setiap Harddisk fisik akan dibagi menjadi beberapa elemen stripe (berkisar antara 8 KB, 16 KB, 32 KB, 64 KB, 128 KB, 256KB, 512KB, to 1024KB). Setiap bagian stripe dalam setiap Harddisk disebut strip.
Disk Striping dapat meningkatkan kinerja karena pengaksesan data diakses dengan lebih dari satu harddisk, sehingga lebih banyak spindle disk yang bekerja dalam melayani I/O data. Namun Disk Striping (RAID 0) tidak memiliki data redundancy / proteksi data terhadap kerusakan harddisk, karena semua data ditulis langsung apa adanya ke semua Harddisk.
Dari sisi kapasitas, maka RAID 0 kita dapat menggunakan 100% dari total jumlah kapasitas harddisk yang terpasang.
Contoh: 4 unit Harddisk 300GB RAID 0 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 1.2TB.


b. RAID 1 (Disk Mirroring)
RAID 1 (Disk Mirroring) bekerja dengan prinsip cermin, yaitu berpasang-pasangan dan identik antara satu dengan yang lainnya. Jadi dengan RAID 1, data yang ditulis ke satu Harddisk secara simultan ditulis juga ke Harddisk yang lainnya. Sehingga jika terjadi kerusakan 1 Harddisk pada RAID 1, system server masih memiliki data cadangan di harddisk yang lainnya. Dan pada saat Harddisk yang rusak diganti dengan yang baru, maka secara otomatis, harddisk pengganti yang baru dipasang akan melakukan sinkronisasi data dengan harddisk yang masih berfungsi (rebuilding) Keuntungan dari RAID 1 adalah data memiliki cadangan antara yang ada di harddisk yang satu dengan yang lainnya. Dan karena isi dari kedua Harddisk tersebut adalah identik, tidak jadi masalah harddisk yang mana yang boleh rusak selama pada suatu saat hanya satu Harddisk yang rusak, sampai proses sinkronisasi berikutnya selesai.
Dari sisi kapasitas, maka RAID 1 kita akan hanya memiliki kapasitas harddisk yang dapat digunakan sebanyak 50% dari total kapasitas Harddisk yang terpasang
Contoh: 4 unit Harddisk 300GB RAID 1 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.



c. RAID 2
Raid juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih reliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.

Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.

d. RAID 3
Raid 3 juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.

e. RAID 4
Raid 4 Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).


f. RAID 5 (Disk Striping with Distributed Parity)
Raid 5 Sesuai dengan namaya, cara kerja RAID 5 sama dengan cara kerja RAID 0, yaitu menggunakan disk striping.Yang membedakan anatara keduanya adalah Parity. Parity ini digunakan untuk pengecekan dan perbaikan kesalahan (error checking and correcting). Parity ini disebar di beberapa disk untuk menghindari pengurangan kinerja (Performance bottleneck) pada saat pembuatan parity. Jika Parity disimpan di satu harddisk saja, maka disebut RAID 3 (Disk Striping with Dedicated Parity). Dengan adanya parity ini, maka system RAID 5 tersebut akan tetap berfungsi jika ada salah satu harddisk dalam RAID 5 tersebut itu rusak. Dan harddisk yang rusak tersebut dapat harddisk yang mana saja selama berada dalam satu system RAID 5 yang sama. Karena parity ini berasal dari perhitungan matematik dari suatu beberapa pecahan data, maka, pada saat ada satu bagian pecahan data yang hilang/rusak, system RAID 5 dapat “mengetahui” pecahan data yang hilang tesebut dengan menghitung ulang parity dengan pecahan data yang lainnya.

Secara sederhana, parity bisa dianalogikan dengan perhitungan matematik sbb; 6 + 5 = 11. Dimana angka 6 & 5 adalah data, dan angka 11 adalah parity. Jika suatu saat angka (Harddisk) 5 mengalami kerusakan, maka system dapat menghitung ulang berdasarkan parity (angka 11), angka(Harddisk) apa yang hilang tersebut. Jadi data yang ada pada harddisk yang rusak, tetaplah rusak, hanya saja dengan bantuan parity maka data pada harddisk yang hilang tersebut dapat dihitung ulang kembali. Hal ini juga yang menyebabkan untuk RAID 5 mengalami kerusakan harddisk adalah sebanyak 1 harddisk saja pada suatu saat.Kembali dengan analogi matematik diatas, jika angka (Harddisk) 6 + 5 hilang, maka kemungkinan angka 11 didapat bisa memiliki banyak kemungkinan, seperti 2+9, 3 + 8, dst. komputer tidak dapat membuat suatu perhitungan yang tepat jika data yang tersedia memiliki banyak kemungkinan.

Dari sisi kapasitas, maka RAID 5 kita akan memiliki kapasitas harddisk yang dapat digunakan sebanyak (N-1) x Kapasitas HDD dari total kapasitas Harddisk yang terpasang, dimana N adalah jumlah Harddisk.
Contoh:
• 3 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
• 4 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 900GB.
• 5 unit Harddisk 300GB RAID 5 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 1.2TB, dst.

g. RAID 6 (Disk Striping with Dual Parity)
Raid6 mulai didukung HANYA di PERC6 dan selanjutnya
Dapat dilihat dari namanya, RAID 6 menggunakan cara kerja dan konsep yang sama dengan RAID 5 dari sisi penulisan data yang tersebar di beberapa hard disk. Yang membedakan antara RAID 6 dan RAID 5 adalah jumlah parity yang ditulis pada saat penulisan data. Jika RAID 5 menggunakan satu parity, maka RAID 6 menggunakan dua parity. Dengan menulis 2 parity, maka RAID 6 dapat mengakomodasikan kerusakan harddisk maksimal 2 unit pada saat yang bersamaan
Dari sisi kapasitas, maka RAID 6 kita akan memiliki kapasitas harddisk yang dapat digunakan sebanyak (N-2) x Kapasitas HDD dari total kapasitas Harddisk yang terpasang, dimana N adalah jumlah Harddisk.
Contoh:
• 4 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 600GB.
• 5 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 900GB.
• 6 unit Harddisk 300GB RAID 6 akan menghasilkan total kapasitas yang dapat digunakan sebesar 1.2TB, dst.


Sumber:
RAID merupakan sebuah singkatan dari bahasa inggris, yakni Redurent Array of Independent Disk. Sebuah tekonologi penyimpanan virtual dengan konsep mengabungkan beberapa HDD (harddisk) fisik menjadi satu. Sehingga, meskipun terdapat 10 HDD, dengan teknologi RAID ini, Storage hanya akan terbaca sebagai 1 harddisk saja.

Bagi Anda pengguna windows mungkin pernah menemukan fitur RAID dimana Drive yang menggunakan teknologi RAID hanya akan menampilkan Drive C saja, namun jika fitur tersebut tidak ada maka Anda akan mendapati beberapa drive selain drive C, misalkan saja D atau E.

Oiya itu drive ya bukan partisi (satu harddisk dibagi menjadi beberapa drive). Syarat utama agar tau Anda telah menggunakan fitur RAID atau belum adalah Anda harus memasang lebih dari satu harddisk.

Tujuan Dari Teknologi RAID
Tentu diadaknnya sebuah teknologi bukan tujuan, tujuan dari RAID itu sendiri ada 3, yaitu stripping untuk kecepatan data, mirroring untuk keamanan data ataupun keduanya.
Pada awalnya teknologi RAID ini diperuntukan hanya untuk server karena server sangat membutuhkan kapasistas, kecepatan dan keamanan data yang tinggi sehingga mutlak dibutuhkan. Namun beberapa tahun terakhir perusahaan Intel telah menambahkan fitur RAID Controller kedalam chipset andalan mereka, sehingga user Intel dapat menikmati tekonolgi RAID hanya dengan menggunakan motherboard milik mereka.

Macam Teknologi RAID
Pada dasarnya teknologi RAID hanya ada 2, stripping dan mirroring saja, namun kemudian dikembangkan untuk beberapa kebutuhan yang lebih besar dan khusus.

Stripping adalah prinsip kerja dimana hdd membagi kerja secara merata untuk mengolah satu data, semacam gotong royong, jadi misalkan Anda ingin menyimpan data berukuran 100MB di HDD RAID stripping, maka data akan dibagi ke sejumlah HDD yang ada. Jika 2 HDD maka per HDD akan menyimpan data 50MB, jika 4 HDD maka perHDD 25MB. Sehingga proses pengolahan data menjadi lebih cepat.

Soal Kecepatan, Stripping menganut prinsip kelipatan, jika 1 HDD punya kecepatan read 100MB/s dan RAID Anda ada 4 HDD maka kecepatan RAID anda adalah 400MB/s, jauh lebih cepat dibandingkan SSD yang hanya 180MB/s.
Namun prinsip stripping, memilik kelemahan, dan kelemahan stripping adalah jika salah satu dari array HDD rusak, maka data yang lain juga akan ikut rusak.

Jika Stripping berfokus pada kecepatan, Mirroring berfokus pada keamanan, cara kerja Mirroring adalah dengan menyalin data yang sama dari satu HDD ke HDD yang lain. Artinya jika Anda menyimpan data 100MB ke dalam RAID yang berisi 2 HDD maka Anda sedang menyimpan data 2 HDD X Data, yaitu 200MB.

Dan hal tersebut adalah kekurangan dari Mirroring, sedangkan kecepatannya sama seperti HDD lain.
Macam-macam RAID Level

Seperti yang dijelaskan RAID pada dasarnya hanya ada 2, Stripping (RAID level 0) dan Mirroring (RAID level 1), namun pada penggunaanya akan ada penyesuainya sehingga muncul 8 level RAID seperti pada berikut ini.

RAID 0:
Di level ini RAID tidak melakukan backup data, sehingga kinerja HDD menjadi lebih cepat namun tidak memiliki data cadangan.

RAID 1:
Di level ini RAID difokuskan pada backup data, sehingga sangat cocok untuk menjaga data yang tidak boleh rusak.

RAID 2:
Beberapa HDD dioptimalkan untuk Stripping dan beberapa yang lain digunakan untuk memeriksa error (Error Checking) dan koreksi (Correscting.

RAID 3:
Level ini menggunakan stripping, error checking, dan memberikan 1 HDD untuk penyimpanan infromasi Parity. Sehingga cocok untuk digunakan oleh 1 orang yang memiliki data yang sangat panjang.

RAID 4: 
Menggunakan stipe besar sehingga sistem dari RAID ini mampu membaca data dari 1 Drive secara cepat. Dan keuntungan lainnya adalah RAID 4 dapat membaca data secara bersamaan jadi sangat cepat.

RAID 5:
Memiliki kelebihan memebaca dan menulis data secara bersaam hanya saja tidak melakukan backup dan minimal menggunakan 3 HDD.

RAID 6:
Mirip dengan RAID level 5, dimana RAID 6 tidak hanya mampu membca dan menulis secara bersamaan, tetapi juga mampu mem-backup data.

RAID 7:
Diperuntukkan untuk membuat sistem operasi atau OS sebagai sebuah kontroller, caching untuk jalur yang lebih cepat.

RAID atau yang merupakan singkatan dari Redundant Array Of Independent Disk yang meurujuk pada suatu technology di dalam suatu penyimpanan data pada komputer yang di pakai untuk melakukan implemenatasi aplikasi atau fitur toleransi kesalahan di media penyimpanan computer terutama pada hard disk dengan memakai cara redundansi atau penumpukkan data, baik itu dengan memakai software atau perangkat lunak, maupun unik perangkat keras RAID atau hard RAID yang terpisah.

RAID adalah organisasi disk memory yang dapat mengatasi sejumlah disk dengan system akses nya parallel dan redundansi di tambah kan untuk memberikan peningkatan reliabilitas. Kerja parallel ini memberikan hasil resultan kelajuan disk yang akan lebih cepat.

Penggunaan istilah RAID pertama kali diperkenalkan oleh David A. Patterson, Garth A. Gibson dan Randy Katz dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 1987. Tetapi walaupun mereka yang menggunakan istilah RAID pertama kali, tetapi hak paten RAID sejatinya dimiliki oleh Norman Ken Ouchi dari IBM, yang pada tahun 1978.

RAID memiliki sebanyak 3 karakteristik umum, dan ketiga karakteristik umum tersebut itu ialah:
Data nya di distribusikan pada drive fisik array
RAID merupakan sekumpulan dist drive yang di klaim sebagai system tunggal pada disk
Kapasitas redundant disk di pakai untuk menyimpan informasi paritas, yang sudah menjamin recoverability data pada saat terjadi kegagalan disk atau terjadi suatu masalah.

Jadi, Pengertian RAID adalah suatu jawaban dari masalah kesenjangan kelajuan disk memory dengan CPU dengan cara nya yang mengganti kan disk yang memiliki kapasitas besar dengan beberapa disk disk yag memiliki kapasitas kecil dan juga mendistribusi kan data di disk disk tersebut dengan sedemikian rupa, maka dari itu di kemudian waktu bisa di baca ulang.

RAID bisa dibagi menjadi 8 level yang berlainan, level level tersebut ialah level 0, level 1, level 2, level 3, level 4, level, 5, level 6, level 0 + 1 dan juga level 1 +0. Disetiap level nya tersebut mempunyai kekurangan dan juga kelebihan. Seperti salah satu nya ialah sebagai berikut:

RAID Level 0
Memakai sekumpulan disk dengan striping di level biok, tanpda adanya redundansi. Maka dari itu ia hanya menyimpan dan melakukan striping blok data di dalam sejumlah disk. Level 0 ini sesungguh nya tidak termasuk di dalam kelompok RAID, hal ini di karenakan level 0 tidak memakai redundansi dalam peningkatan kinerja nya tersebut.

RAID Level 1
RAID level 1 adalah disk mirroring, memalsukan atau menduplikat di masing masing disk. Langkah langkah ini bisa memberikan peningkatan terhadap kinerja disk, namun jumlah disk yang di perlukan juga berubah menjadi 2 kali lipat. Maka dari itu dana nya menjadi sangat lah mahal.

RAID Level 2
Pengorganisasian dengan error – correcting – code (ECC). Seperti di memory server EEC yang di mana pendeteksian titik terjadinya error memakai paritas bit. Di masingn masing byte data memiliki suatu paritas yang bersesuaian yang merepresentasi kan jumlah bit pada byte data tersebut, yang dimana paritas bit = 0 apabila jumlah bit parasite = 1 atau ganjil atau parasitas bit=0 genap.

Jadi apabila salah satu dari bit di data berubah, parasitas berubah dan tidak cocok dengan parasitas bit yang sudah tersave atau tersimpan. Dengan begitu, jika terjadi suatu masalah atau kegagalan di salah satu disk, data bisa di bentuk ulang dengan mendeteksi atau reading error – correction bit di disk yang lain nya.

RAID Level 3
Suatu pengorganisasian dengan paritas bit interleaved. Dalam pengorganisasian level ini hampir sama hal nya dengan RAID level 2, hanya saja pada RAID Level 3 ini membutuhkan suatu disk redundan, seberapa pun banyak atau jumlah dari kumpulan disk nya.

RAID Level 4
Suatu pengorganisasian dengan paritas blok interleaved, yakni memakai striping data di level blok, dengan mengesave atau menyimpan suatu paritas blok di suatu disk yang berlainan untuk masing masing blok data di disk lain yang saling bersesuaian.

RAID Level 5
Suatu pengorganisasian dengan paritas blok interleaved yang tersebar. Paritas dan juga data yang di sebar di seluruh disk termasuk pada suatu disk tambahannya.

RAID Level 6
Dinamai juga dengan redundansi p + q, seperti hal nya pada RAID level 5, namun menyimpan sebuah informasi redundan tambahan yang nantinya berguna untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan dari sejumlah disk secara bersamaan.

RAID Level 10
RAID 10 biasa juga disebut dengan RAID 1+0 atau RAID 1 dan 0, mirip dengan RAID 0+1, cuma perbedaanya adalah penggunaan level RAID nya dibalik. RAID 10 sebenarnya bukan level standar RAID yang diciptakan untuk driver Linux MD. RAID 10 membutuhkan minimal 4 buah harddisk.

RAID 10 adalah kombinasi antara RAID 0 (data striping) dan RAID 1 (mirroring). Memiliki performa baca/tulis & redundansi data tertinggi (memiliki toleransi kerusakan hingga beberapa harddisk). RAID 10 memiliki toleransi kerusakan 1 harddisk per mirror stripe.
RAID 10 biasanya banyak diimplementasikan pada database, web server & server aplikasi atau server-server yang membutuhkan performa harddisk tinggi.

RAID Level 50
RAID 50 (atau juga disebut dengan RAID 5+0) merupakan kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity dari RAID 5. RAID 50 membutuhkan minimal 6 harddisk.
Jika salah satu harddisk dari masing-masing RAID 5 ada yang rusak, data akan tetap aman. Akan tetapi jika harddisk yang rusak tidak segera diganti, dan harddisk dari RAID 5 tersebut ada yang rusak lagi, maka semua data di RAID 50 akan rusak. Penggantian harddisk harus dilakukan agar data tetap terjaga redundansinya.

RAID Level 60
RAID 60 (atau juga disebut dengan RAID 6+0) merupakan kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity dari RAID 6. RAID 60 membutuhkan minimal 8 harddisk.
RAID 50 dan RAID 60 tidak banyak perbedaan, yang membedakan hanya pada toleransi kerusakan harddisk. Jika pada RAID 50 toleransi kerusakannya 1 harddisk per sub-array, sedang di RAID 60 adalah 2 harddisk per sub-array.

Cara Menggunakan Perintah SCP Untuk Memindahkan File

Memindahkan file secara aman sangatlah penting ketika menggunakan VPS. Untungnya proses transfer file ini bisa dilakukan secara mudah dengan menggunakan perintah SCP atau SCP command.

Sebetulnya, apa saja perintah SCP? Berdasarkan Berkeley Software Distribution (BSD) Remote Copy Protocol (RCP), SCP (secure Copy) adalah sebuah file network transfer protocol yang mempermudah serta mengamankan proses transfer file antara remote dan local host.

Full-stack developer sering menggunakan perintah SCP untuk mengaktifkan fitur autentikasi dan enkripsi tanpa memerlukan layanan hosting pihak ketiga, seperti Github. Cara ini merupakan yang termudah untuk mengamankan data Anda dari tindakan packet sniffing, serta menjaga kerahasiaannya.

Pada dasarnya, SCP merupakan gabungan dari RCP dan SSH (secure Shell). SCP mengandalkan RCP untuk melakukan penyalinan file, dan SSH untuk mengenkripsi informasi dan mengautentikasi sistem remote.

Tidak seperti Rsync, untuk menggunakan perintah SCP, Anda hanya perlu membuat username dan password atau passphrase bagi sistem yang berperan dalam proses pemindahan file. Cara ini mempermudah proses pemindahan karena Anda tidak perlu login untuk melakukannya.

Daftar Isi
Contoh Syntax Perintah SCP Linux
Hal yang Perlu Diperhatikan
Menyalin File dengan Perintah SCP
Menyalin File Lokal ke Lokasi Remote
Menyalin File Remote ke Perangkat Lokal
Memindahkan File Remote ke File Remote Lain
Kesimpulan

Contoh Syntax Perintah SCP Linux
Berikut contoh perintah SCP dasar:scp [other options] [source username@IP]:/[directory and file name] [destination username@IP]:/[destination directory]
Perintah ini mungkin terlihat membingungkan, tapi dengan senang hati kami akan menjelaskannya untuk Anda!

Pada contoh di bawah ini, kami melakukan pemindahan file antara dua server VPS.
[other options] merupakan modifier yang dapat ditambahkan ke perintah SCP. Untuk modifier yang paling sering digunakan, akan kami bahas kemudian.
[source username@IP] merupakan username dan IP perangkat yang memuat file yang Anda inginkan. IPnya akan terlihat seperti: root@123.123.123.12
:/ mengirimkan informasi ke perintah SCP bahwa Anda akan menambahkan sesuatu pada source directory.
[directory and file name] merujuk pada lokasi penyimpanan dan nama file tersebut. Modifier ini akan terlihat seperti: /user/Edward/Desktop/SCP.png
[destination username@IP] adalah username dan IP dari perangkat yang dituju.
[destination directory] merupakan direktori tujuan di mana file tersebut akan disimpan.

Dalam skenario yang sebenarnya, tampilannya akan terlihat seperti berikut:scp -p root@162.168.1.1:/media/scp.png edward@162.168.1.2:/desktop/destination

Cukup sederhana, kan? Jika menyalin ke, atau dari perangkat lokal, Anda tidak perlu menambahkan alamat IP dan destinasi atau source path seperti /desktop/folder_name.

Selanjutnya, kami akan membahas tentang opsi lain yang dapat Anda gunakan untuk memodifikasi perintah SCP. Ada 20 alternatif yang dapat Anda gunakan baik pada single character form (-o), maupun descriptive equivalent (-option). Opsi-opsi tersebut adalah:
-P port memungkinkan Anda untuk menetapkan entry yang berbeda pada server (Pada dasarnya, TCP port berada di port 22)
-c cipher memberikan Anda kemungkinan untuk menentukan algoritma enkripsi yang akan digunakan oleh klien. Beberapa value yang dapat Anda gunakan adalah ‘aes256-ctr’, ‘aes256-cbc’, ‘blowfish-cbc’, ‘arcfour’, ‘arcfour128’, arcfour256’, ‘cast128-cbc’, aes128-ctr’, ‘aes128-cbc’, ‘aes192-ctr’, ‘aes192-cbc’, and 3des-cbc’. Opsi default pada shell configuration adalah ‘AnnyStdCipher’.
-q akan menjalankan operasi dalam “mode senyap” , yang mana hanya critical error saja yang akan ditampilkan.
-r untuk melakukan proses recursive copying, di mana semua subdirectory akan dimasukkan.
-4 atau -6 digunakan jika Anda ingin memilih versi protokol, antara IPv4 atau IPv6. Anda juga dapat mengonfigurasi requirement alamat IP secara lebih lengkap dengan address-family keyword.
-p akan menyimpan file yang dimodifikasi dan waktu akses.
-u akan menghapus source file setelah proses pemindahan file selesai.
-c akan mengaktifkan kompresi data selagi proses transfer berlangsung.

Hal yang Perlu Diperhatikan
Karena SCP menggunakan enkripsi SSH, Anda akan memerlukan kata sandi SSH agar dapat memindahkan file. Terlebih lagi, Anda harus meminta izin (permission) untuk mengakses perangkat yang ingin disalin filenya dan membuat perintah akses pada perangkat yang dituju agar Anda dapat memindahkan filenya.

Untuk autentikasi dan konfigurasi koneksi, Anda harus membuat SSH key pada terminal dengan menggunakan command berikut:ssh-keygen -t rsa

Anda dapat menyalin key ini ke sistem remote menggunakan command:ssh-copy-id user@remote_machine

Setelah Anda mendapat autentikasi pada perangkat remote, public key akan tersalin dan proses transfer file siap dimulai.

Jika Anda tidak ingat root password salah satu sistem, Anda dapat memanfaatkan SSH client untuk memilih file di mana private identity key untuk konfirmasi RSA terbaca secara otomatis.

Untuk protokol versi 2, identity path default dari host key adalah ~/.ssh /id_dsa, sedangkan untuk protokol versi 1 adalah ~/.ssh /id_rsa. Setelah itu, cari di mana backup private key dan public key disimpan sehingga Anda dapat mengaplikasikan command SSH untuk menggunakan kedua key tersebut secara otomatis.

Untuk path /back-up/home/jack/.ssh, commandnya adalah:ssh -i /back-up/home/user/.ssh/id_dsa user@yourserver.servername.domain

Pro tip: opsi ini memiliki value default –overwrite [yes], kecuali jika Anda memilih opsi –overwrite no atau –overwrite ask dalam perintah SCP, operasi ini akan menimpa file-file yang memiliki nama dan lokasi yang sama tanpa peringatan.

Jika Anda mentransfer file besar, kami sarankan untuk menggunakan sesi tmux atau menjalankan command pada layar yang berbeda. Selain itu, Anda juga harus menggunakan opsi –v untuk transfer file besar. Perintah tersebut akan memaksa SCP untuk menampilkan koneksi debug, otentikasi, atau masalah konfigurasi.

Menyalin File dengan Perintah SCP
Bagian terbaik dari SCP adalah kemampuannya dalam memberikan fleksibilitas untuk memindahkan file antara dua host, atau antara host dengan perangkat lokal. Di bawah ini merupakan ulasan bagaimana command-command digunakan untuk tiap proses pemindahan file.

Menyalin File Lokal ke Lokasi Remote
Kami akan menyalin file lokal scp.zip ke perangkat remote user bernama root. Username pada command diikuti oleh alamat IP server.

Contoh:scp /users/Edward/desktop/scp.zip root@191.162.0.2:/writing/article

Jika Anda tidak mengaktifkan konfirmasi otomatis untuk SSH client, maka Anda harus memasukkan kata sandi dari user perangkat remote dan progress meter pun akan muncul. Progress meter akan terlihat seperti ini:root@191.162.0.2’s password: novel3.zip 100% 0 0.0KB/s 00:00

Tetapi katakanlah perangkat remote diatur untuk mematuhi koneksi SSH pada port selain dari port default 22. Dalam hal ini, Anda harus spesifikasikan port tersebut menggunakan opsi sebagai berikut:scp -P 2322 /users/Edward/desktop/scp.zip root@191.162.0.2:/writing/article

Jika Anda juga ingin mengubah nama file saat prosesi transfer berlangsung, maka perintahnya akan terlihat seperti ini (jika port Anda bukan yang default, cukup tambahkan –P dan nomor port):scp /users/Edward/desktop/scp.zip root@191.162.0.2:/writing/article/howtoscp.zip

Jika Anda ingin menyalin direktori yang memiliki lebih banyak file dan/atau subdirektori, gunakan baris perintah –r yang kami jelaskan sebelumnya.scp -r /users/Edward/desktop root@191.162.0.2:/writing/article

Menyalin File Remote ke Perangkat Lokal
Pada proses ini, source dan target dari command scp di-reserve, dan harus direfleksikan pada syntax Anda . Kali ini, kami akan coba untuk menyalin scp.zip dari remote host yang sama ke perangkat lokal:scp root@191.162.0.2:/writing/articles/SCP.zip Users/Edward/Desktop

Lagi, masukkan informasi SSH login yang sama kecuali fitur autentikasi dinonaktifkan oleh perintah sudo, atau Anda memaksakan SSH client untuk menggunakan private key di perangkat.
Memindahkan File Remote ke File Remote Lain

Untuk menyalin file dari satu remote host ke remote host yang lain, Anda harus memasukkan password untuk kedua akun host setelah command dijalankan di terminal.

Contoh:scp root@191.162.0.2:/writing/article/scp.zip edward@11.10.0.1:/publishing

Command di atas menyalin source file /writing/article/scp.zip dari host pertama ke host kedua. Untuk menyalin folder, cukup tambahkan opsi -r dan spesifikasikan path folder, seperti yang telah dilakukan sebelumnya.

Dalam keadaan normal, file berpindah langsung dari remote host pertama ke remote host kedua. Namun, jika Anda ingin mengatur ulang rute operasi melalui perangkat, tambahkan opsi -3:scp -3 root@191.162.0.2:/writing/article/scp.zip edward@11.10.0.1:/publishing

Kesimpulan
Pada artikel ini, Anda telah mempelajari cara mudah mentransfer file antara remote host dan local host dengan menggunakan SCP command. Pemindahan file dengan SCP command sangat berguna ketika Anda mengelola banyak server. Protokol penyalinan yang aman mempermudah Anda dalam menyalin informasi dari satu remote host ke remote host yang lain tanpa perlu login.

Terlebih lagi, cara transfer file remote ini mengenkripsi data dengan secure shell, yang akan memastikan kerahasiaan informasi saat proses transfer berlangsung.

60+ Fitur Terbaru Instagram yang Perlu Anda Ketahui

Bila Anda belum menyadari apa saja fitur terbaru Instagram yang sudah bisa Anda gunakan, berikut daftarnya:

1. Face Filter
Salah satu fitur terbaru Instagram diberi nama Face Filter. Bila Anda sudah pernah bermain Snapchat, maka Anda pasti familiar dengan fitur ini.
Face Filter merupakan salah satu fitur terbaru Instagram yang diadopsi dari fitur yang sudah lama ada di Snapchat. Filter ini memberikan efek ‘lucu’ saat kamera menghadap ke wajah seseorang.

Entah menjiplak atau tidak bukanlah masalah asal fitur ini dapat bekerja dengan baik, dan yang pasti fitur yang satu ini akan sangat menarik bagi seluruh pengguna setia Instagram.
Fitur ini hanya bisa digunakan di Instagram Story.

2. Rewind (Putar Balik)
Rewind ini berfungsi untuk memutar balik video yang ada di Instagram. Hanya saja, fitur yang satu ini cuma bisa digunakan di Instagram Story.
Bila fitur Boomerang mengulang-ulang gerakan saat video merekam penggunanya, fitur Rewind ini akan memutar rekaman dari bagian paling akhir ke bagian awal.

3. Hashtag di Instagram Story
Fitur ini juga hanya terdapat di Instagram Story. Fitur Hashtag memungkinkan Anda untuk menempatkan sticker di Instagram Story Anda, di mana hashtag tersebut ditempatkan di atas sticker tersebut.
Cara Simpan Instagram Story di Android
Cara Simpan Instagram Story di Android – Instagram diketahui rutin memberikan berbagai update ...Selengkapnya

Sama seperti postingan Instagram lainnya, Instagram Story Anda nantinya bisa dicari menggunakan hashtag yang Anda gunakan.

4. Eraser Brush
Bila Anda sudah pernah menggunakan fitur edit brush/sikat saat hendak mengedit foto di Instagram Story, Instagram menambahkan satu lagi fitur edit brush yang diberi nama Eraser Brush.
Ambil foto lewat Instagram Story dan gunakan brush lain yang Anda inginkan. Apabila fotonya sudah dipenuhi oleh warna lain, tap Eraser Brush dan perlahan hapus di bagian yang Anda inginkan. Fitur ini sangat bagus untuk membuat foto yang tidak biasa di Instagram Story Anda.

5. Simpan atau Bookmark
Instagram memang tidak menyediakan fitur untuk mendownload gambar/video untuk digunakan di tempat lain. Namun, apabila Anda menyukai postingan tertentu dan ingin melihatnya lagi di lain waktu, fitur Bookmark bisa digunakan khusus untuk hal tersebut.
Sama seperti fitur yang terdapat di Pinterest yakni Pin-it, Anda juga bisa membuat koleksi berupa foto dengan tema tertentu yang sudah Anda bookmark di akun Instagram Anda.

6. Pesan yang Terhapus Otomatis
Agar bisa terus bersaing bahkan mengalahkan Snapchat, Instagram juga menghadirkan fitur pesan yang bisa terhapus secara otomatis. Pada awalnya, fitur inilah yang membuat Snapchat begitu digandrungi.
Untuk menggunakan fitur yang satu ini, pengguna Instagram hanya butuh masuk ke Direct Messages. Di bagian Direct Messages, gunakan ikon kamera berwarna biru untuk mengirimkan pesan berupa foto/video yang bisa terhapus secara otomatis.

Perlu diingat bahwa Anda harus menggunakan kamera berwarna biru saja, bila menggunakan warna lain (abu-abu), pesan yang terkirim akan permanen.

7. Otentikasi Dua Langkah
Fitur ini dihadirkan untuk memperketat keamanan akun Instagram Anda. Ada banyak sekali data Anda yang tersimpan di Instagram, dan jangan biarkan orang lain mengetahuinya.
Demi keamanan akun Anda, tentu Anda wajib menggunakan fitur keamanan yang satu ini. Untuk menggunakannya, silahkan masuk ke Profil Anda => Menu => Two-Factor Authentication => Require Security Code dan ganti tombol yang tersedia dari abu-abu menjadi berwarna biru.

Kemudian Anda harus menghubungkan nomor ponsel Anda karena melalui nomor tersebutlah kode akses Instagram Anda akan dikirimkan.

8. Posting 10 Konten Sekaligus
Fitur ini memang sudah mulai sering digunakan oleh pengguna Instagram namun tidak lengkap bila belum menyebutnya di sini.

Bila sebelumnya kita dibatasi untuk memposting satu foto atau video saja, dengan hadirnya fitur ini, kita diberikan keleluasaan untuk memposting konten baik foto maupun video maksimal hingga 10 postingan, bisa juga dikombinasikan antara foto dan video dalam satu postingan.
Tap tombol “multiple images”, kemudian tandai foto/video mana saja yang ingin Anda posting. Anda juga bisa mengatur urutan konten tersebut.

9. Gunakan Instagram Tanpa Internet 
Saat ini, fitur Instagram Offline masih hanya tersedia di smartphone Android saja. Itu pun hanya di Android Noutgat 7.0 saja.
Meski tidak ada internet, fitur ini memungkinkan Anda untuk mengambil dan mengedit foto hingga mengupload-nya. Foto Anda baru akan terupload hingga Anda terhubung dengan internet.

Anda juga bisa berinteraksi dengan berbagai postingan di timeline Anda seperti memberi like atau komentar, dan semuanya baru akan muncul ketika Anda terhubung dengan internet.

10. Aplikasi Instagram Untuk Desktop
Sebelum munculnya aplikasi Instagram untuk desktop, para pengguna hanya bisa menggunakan Instagram melalui web browser atau pun aplikasi pihak ketiga.
Aplikasi Instagram untuk desktop kini sudah resmi dirilis di Windows Store dan iTunes, hanya saja, fitur upload gambar belum tersedia. Namun, karena ini merupakan aplikasi desktop yang resmi, tentu jauh lebih aman daripada aplikasi buatan pihak ketiga, bukan?

11. Bagikan Live Video Lewat Direct Message (DM)
Ada kalanya Anda sedang asik broadcasting live video di Instagram namun banyak teman Anda yang melewatkannya. Kini teman-teman Anda bisa tetap mengikuti ‘siaran tunda’ live video via DM.
Anda pun bisa membagikan live video orang lain ke teman-teman Anda via DM. Cukup tap icon Direct seperti biasa kemudian tentukan kepada siapa Anda hendak mengirimkan live video tersebut.

12. Follow Hashtag Tertentu
Sekarang Anda bisa mengikuti hashtag tertentu yang Anda minati, sama seperti akun Instagram pada umumnya.
Berdasarkan hashtag tertentu, Anda pastinya bisa menyesuaikan feed Instagram Anda dengan hal-hal yang menarik bagi lewat pilihan hashtag yang lebih spesifik.
Nantinya, setiap foto dari pengguna yang menggunakan hashtag yang Anda follow akan muncul di feed Anda, sehingga semua foto yang berhubungan dengan minat Anda akan semakin mudah untuk terus disaksikan, baik berupa foto maupun video.

13. Story Archive dan Story Highlights
Sebelumnya, Instagram telah memperkenalkan fitur Archive di mana postingan yang sudah sempat diupload bisa ‘disimpan’ ke dalam sebuah arsip pribadi.
Dengan fitur tersebut Anda bisa secara non-permanen menghapus foto/video yang sudah sempat diupload dengan cara memasukkannya ke dalam arsip pribadi Anda dan bisa sewaktu-waktu mengembalikannya lagi seperti sedia kala.

Instagram Story pun kini dilengkapi dengan fitur serupa lewat fitur Story Archive. Sementara itu untuk Story Highlights, Anda bisa mengelompokkan Story yang sudah pernah diupload ke dalam satu space baru di profil Anda.
Anda bisa menempatkan Story Highlights sebanyak yang Anda mau dari arsip dan Story tersebut akan tampil secara horizontal tepat di atas foto-foto Instagram Anda.

14. Kirimkan Permintaan Untuk Bergabung di Live Video Orang Lain
Kini Anda bisa ‘duet’ dengan pengguna lain yang sedang live streaming di akun Instagram-nya. Anda hanya perlu tap tombol “Go live with …” dan tunggu konfirmasi darinya.
Apabila setuju, Anda pun bisa live bersama dengannya. Atau bila Anda ingin live streaming, Anda juga bisa langsung mengajak teman-teman yang lain untuk berkolaborasi. Seru, bukan?

15. Edit Foto Teman dan Kirimkan via DM
Fitur terbaru Instagram selanjutnya adalah mengedit foto teman dan mengirimkannya via DM. Anda bisa menambahkan berbagai aksesoris virtual seperti topi, kumis dan berbagai hiasan lain dan tunjukkan hasil editan Anda lewat DM.

16. Fitur Zoom dan Musik Dramatis: Dalam rangka menyambut Halloween 2017 (Update: 26 Oktober 2017)

17. Filter komentar: Pilih siapa saja yang bisa mengomentari foto/video Anda. Anda juga bisa memblokir kata kunci tertentu atau melarang pengguna tertentu untuk mengomentari konten Instagram Anda.

18. Laporkan tayangan Live Video secara anonim.

19. Live Face Filters
Memungkinkan pengguna untuk menggunakan fitur augmented reality dengan menambahkan sticker atau konten lainnya saat live video. (Update: 21 September 2017)

20. Tonton Instagram Stories di PC melalui browser. (Update: 31 Agustus 2017)

21. Upload konten yang berusia lebih dari 24 jam ke Instagram Story. (Update: 8 November 2017)
Fitur Terbaru Instagram: Update 28 Juli 2018

22Status online/offline dari teman Anda melalui DM Instagram. Dengan fitur ini, Anda bisa melihat orang yang Anda ikuti/dan yang mengikuti Anda, apakah mereka online/offline, lewat DM Instagram.

23Menyematkan musik di Instagram Story. Kini, seluruh penggun Instagram bisa menyematkan musik sebagai pelengkap konten Instagram Story-nya.

24Berbelanja di Instagram dengan fitur Instagram Shop. Hanya saja, sepertinya pebisnis di Indonesia belum bisa menggunakan fitur ini.

25Fitur Sticker Poll, Love Slide, #Hashtag, dan Questions di Instagram Story. Cara menggunakannya sama seperti menggunakan stiker lainnya di Instagram Story.

26IGTV yang mengandung beragam video vertikal berdurasi lebih dari 1 menit kini hadir sebagai pesaing utama YouTube.

27Pesan You’re All Caught Up akan muncul sebagai penanda bahwa Anda sudah melihat seluruh konten yang ada di Timeline Anda dengan konten terbaru.

28Fitur Eksplor semakin lengkap dengan Instagram Topic Channels, berisi konten yang berada dalam topik tertentu yang sesuai dengan kriteria konten yang Anda sukai.

29Instagram kini tidak akan memberi tahu Anda apabila ada orang yang mengambil screenshot Instagram Story Anda.

30Anda bisa membagikan konten yang ada di feed akun Instagram Anda ke Instagram Story. Selain itu, Anda juga bisa membagikan konten orang lain ke Instagram Story Anda.

31Anda bisa mute atau menghapus follower Instagram Anda.

32Kini Anda bisa melakukan video call melalui DM Instagram.

33Selfie sticker di Instagram Story, bisa dikombinasikan dengan konten lain di Instagram Story.

34Bagikan rekaman Instagram Live Anda ke Instagram Story.

35Download seluruh konten Anda yang ada/sudah dibagikan ke Instagram.
Fitur Terbaru Instagram: Hingga 10 November 2019

36Fitur Dark Mode, di mana tampilan aplikasi Instagram akan mengikuti konfigurasi fitur dark mode di smartphone Anda.

37Fitur anti-bully bernama Restrict, di mana pengguna bisa memblokir interaksi dengan akun-akun yang cenderung menyebarkan berita hoax, kebencian, dan sebagainya.

38Berbagai fitur Insta Story seperti gif, polling, #hashtag, lokasi, timer, dan sebagainya kini bisa dipilih hanya dengan swipe ke atas, tak perlu lagi mengetuk tombol sticker seperti sebelumnya.

39Fitur ‘On This Day’ seperti yang ada di Facebook, di mana Anda bisa mengunggah ulang media yang diambil/diunggah di hari yang sama setahun atau beberapa tahun lalu.

40. Template Instagram Story, di mana Anda bisa menggunakan template yang didesain secara khusus dan dengannya Anda bisa tinggal mengganti kontennya saja.
Template Instagram Story semacam ini dulunya dibuat secara manual dulu untuk kemudian diunggah ke dalam Insta Story. Sekarang, setiap pengguna bisa memanfaatkan template buatan Instagram sendiri.

41. Hashtag Insights yang tersedia untuk pengguna Instagram Business maupun Creator Account, bisa digunakan untuk menganalisa hashtag mana yang paling besar pengaruhnya terhadap sebuah postingan.

42. Sticker Penghitung Mundur, di mana Anda bisa membuat semacam giveaway/promo dengan waktu hitung mundur di Instagram Story.

43. Posting ke beberapa akun sekaligus sekarang bisa dan bahkan lebih gampang.

44. Alt Text untuk accessibility dan untuk memberitahu algoritma Instagram terkait media yang Anda unggah.

45. Tampilan profil akun Instagram yang baru. Anda akan melihat tampilan yang lebih minimalis dengan Bio yang lebih singkat (ada tombol ‘more’ yang bisa diketuk untuk melihat bio dengan lebih lengkap).

46. Membagikan postingan di feed Instagram ke Insta Story dengan lebih mudah, atau sekedar merepost Insta Story orang lain yang kebetulan menge-tag akun Anda.

47. Aktivitas Anda (Your Activity), sebuah halaman yang bisa Anda buka untuk melihat aktivitas Anda selama periode waktu tertentu, berisi pula informasi tentang durasi Anda menggunakan akun Instagram.

48. Menyaring DM dengan lebih mudah.

49. Mengajukan status verifikasi (ikon centang berwarna biru seperti halnya Twitter) langsung dari menu pengaturan di akun Anda.

50. Informasi tentang akun Instagram Anda (menu ‘About This Account’ )
Lewat fitur ini, Anda bisa melihat informasi historikal akun Anda seperti tanggal bergabung, negara hingga riwayat username yang pernah digunakan.
Fitur Terbaru Instagram: Hingga Agustus 2020

51. Instagram Shoppable Posts
Lewat fitur ini, Anda bisa mengetuk produk yang ditag di sebuah foto untuk kemudian melihat informasi lengkapnya hingga berujung pada pembelian.

52. Video dengan orientasi landscape di IGTV. Kini IGTV tidak hanya bisa memutar video vertikal seperti sebelumnya.

53. Instagram Threads di DM, di mana pengguna bisa berbagi media secara lebih privat dengan beberapa orang layaknya dalam sebuah forum tertutup.

54. Di Insta Story, kini Anda bisa menggunakan hashtag secara tersembunyi sehingga tidak mengganggu tampilan kontennya.

55. Fitur Truth or Dare, tebak-tebakan, dan fitur interaktif lainnya di Insta Story (Instagram Story).

56Stiker terbaru di Instagram Story untuk membantu UKM terus berkembang, terutama selama masa pandemi COVID-19.

57. Pena tanda panah di Instagram Story, di mana Anda bisa mencoret atau menggambar garis berbentuk panah dengan mudah tanpa harus manual.

58. Analisis penggunaan hashtag, di mana bila Anda menggunakan akun Creator maupun Instagram Bisnis, Anda bisa melihat performa impresi untuk hashtag yang Anda gunakan.

59. Kini setiap pengguna Instagram bisa menghapus pengikut tertentu.

60. Instagram Pinned Comments, memungkinkan pengguna untuk menempatkan sebuah komentar sebagai komentar teratas secara manual, mirip seperti pinned tweet di Twitter.

Untuk membuat sebuah komentar dipin sebagai komentar teratas, ketuk pada sebuah postingan kemudian di bagian komentar, geser komentar tertentu ke bagian kiri hingga Anda menemukan icon paku payung (pin), tap icon tersebut. Selesai.

61. Instagram Reels, fitur pesaing TikTok, akan segera dirilis.
Nah itulah 60+ fitur terbaru Instagram yang layak dicoba mulai dari sekarang. Fitur mana yang paling Anda sukai?

Bila dilihat-lihat lagi, ada banyak fitur terbaru Instagram yang merupakan adopsi dari fitur yang selama ini sudah populer di Snapchat. Mana yang lebih Anda sukai, Snapchat atau Instagram?