Tutorial Social Network

Informasi Seputar Media Sosial

Tutorial Computer

Informasi Seputar Komputer

Tutorial Youtube

Informasi Seputar Youtube

Tutorial Blogger

Informasi Seputar Blogger

Tutorial Wordpress

Informasi Seputar Wordpress

Tutorial Website

Informasi Seputar Pemrograman Website

Tutorial Windows

Informasi Seputar Sistem Operasi Windows

Tutorial Linux

Informasi Seputar Sistem Operasi Linux

Tutorial Android

Informasi Seputar Android

Saturday, 6 February 2021

Cara Membuat Google Form untuk Kuisioner, Soal, Survey & Pendaftaran

Google Forms adalah aplikasi keluaran Google Llc yang digunakan untuk pembuatan formulir entah itu untuk keperluan survey, pendataan, ulangan online, registrasi/pendaftaran acara, kuisinoner, formulir kepuasan pelanggan, polling dan sebagainya.

Google forms adalah aplikasi yang menyatu dengan google document, googe sheet, google slides dan juga google drive. Jadi untuk membuat google forms kita dapat menggunakan shortcut “New Forms” pada aplikasi tersebut.
Dalam, artikel ini kita akan membahas tuntas tentang google forms, mulai dari cara membuat google forms, cara kerja serta beberapa fitur yang terdapat didalamnya.

Google Forms memungkinkan kamu mengumpulkan informasi dari pengunjung melalui survei atau kuis dalam formulir yang dibuat. Kamu nantinya bisa menghubungkan Google Sheets dengan Google Forms untuk melihat hasil survei atau kuis secara real-time.

CARA MEMBUAT GOOGLE FORMS
Google form dapat dibuat melalui smartphone ataupun dekstop, namun untuk kemudahan sebaiknya anda menggunakan laptop ataupun komputer. Sebelum membuat google form pastikan bahwa anda memiliki akun Gmail yang terhubung dengan internet.

A. Membuat Google Forms Secara Langsung
Pilih Kotak personal dan klik tombol “Go to Google Forms”
Klik tombol + dengan tulisan Blank/Kosong
Atau jika ingin lebih singkat tanpa melewati poin 1 2 3 diatas anda bisa langsung klik halaman forms.new


B. Membuat Google Forms Lewat Google Drive/Spreadsheet/Google Docs
Klik tombol New/Baru di Google Drive
Buka tab lainnya, kemudian Klik google forms atau Formulir google dengan icon berwarna ungu.
Pada google docs atau spreadsheet kita tinggal klik Menu File -> New/baru -> Pilih google forms.

HALAMAN UTAMA GOOGLE FORMS

Setelah anda mengikuti langkah awal anda akan melihat halaman Ini. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fitur dalam antarmuka diatas.
Bagian yang ada tulisan “Formulir tanpa judul” adalah judul dari google forms kita. Kita tinggal mengkliknya dan mengubah judul sesuai keinginan kita.
Bagian yang ada tulisan “Pertanyaan tanpa judul” adalah judul dari pertanyaan kita. Tuliskan teks pertanyaan kita dibagian tersebut.
Kita lihat ada checkbox bertuliskan “Pilihan Ganda” ketika kita klik bagian tersebut maka akan muncul pilihan lain tentang bagaimana format jawaban yang kita inginkan. Apakah pilihan ganda, yes/no, jawaban singkat dan lain sebagainya.
Dibagian kanan atas, ada 3 fitur disebelah kanan tombol kirim. Fitur yang bergambar Paint “Sesuaikan tema” digunakan untuk mengubah warna tema. Fitur “Pratinjau” digunakan untuk melihat tampilan forms kita dimata user. Sedangkan fitur bergambar Roda gigi adalah untuk melakukan settingan pada google forms.
Selebihnya terdapat beberapa fitur lain yang tinggal kita ulik sendiri. Rasanya tidak akan terlalu susah jika kita telah familiar atau sering menggunakan fitur-fitur keluaran google sebelumnya.

MEMILIH JENIS PERTANYAAN DAN JAWABAN
Sekarang, kamu bisa memberikan judul formulir dan deskripsinya. Pastikan judul dan deskripsi menjelaskan formulir dengan singkat dan jelas.


Lalu, buat pertanyaan atau survei. Di bagian kiri, kamu bisa mengubah judul pertanyaan dan opsi-opsinya. Di bagian kanan, kamu bisa mengedit jenis pertanyaan tergantung kebutuhan (pilihan ganda, esai, nomor, dan sebagainya).


Klik Multiple choice untuk mengubah pertanyaan dari pilihan ganda ke yang lain.

Lalu pilih jenis pertanyaan lain yang kamu butuhkan.


Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis pertanyaan dan jawaban yang tersedia:

Short answer: jenis ini hanya membutuhkan respons dalam bentuk beberapa kata. Jenis ini bisa digunakan untuk mengumpulkan alamat email atau URL.
Paragraph: jenis ini membutuhkan respons dalam bentuk satu atau lebih paragraf.
Multiple choice: jenis ini membutuhkan respons dalam bentuk pilihan ganda. Jenis ini bisa digunakan untuk membuat soal ujian.
Checkboxes: jenis ini membutuhkan respons dalam bentuk pilihan ganda namun opsi-opsinya dapat dipilih lebih dari satu.
Drop-down: jenis ini memungkinkan pengunjung formulir memilih salah satu dari beberapa respons yang sudah ditentukan sebelumnya dalam bentuk menu drop-down.
File upload: jenis ini memungkinkan pengunjung meng-upload gambar, video, atau apa pun itu ke akun Google Drive milik si pembuat formulir. Pastikan akun Google Drive kamu memiliki sisa ruang penyimpanan yang cukup.
Linear scale: pengunjung dapat memberi review dengan rating dari 0 hingga 5, misalnya.
Multiple choice grid: jenis ini memungkinkan pengunjung memilih satu jawaban pilihan ganda per baris.
Checkbox grid: opsi ini memungkinkan pengunjung memilih satu jawaban dalam berbentuk centang setiap baris.
Date: jenis ini memungkinkan pengunjung mengisi tanggal.
Time: jenis ini memungkinkan pengunjung mengisi waktu atau durasi.

MENAMBAH PERTANYAAN BARU DAN SECTION
Kamu tentunya membutuhkan lebih dari pertanyaan. Kamu bisa membuat pertanyaan baru dengan mengklik tombol + di sebelah kanan dengan tooltip “Add question”. Lalu pilih jenis pertanyaan di sebelah kanan, isi judul dan isi opsi-opsi di dalamnya.


Kamu juga bisa menambah section baru untuk memisahkan atau mengelompokkan beberapa pertanyaan. Klik tombol “Add section” yang terletak di sebelah kanan paling bawah.


Lalu muncul nomor section. Kamu bisa menambah pertanyaan baru pada section tertentu dengan cara yang sama.

Tapi bagaimana dengan memindahkan pertanyaan ke section lain? Kamu bisa melakukannya dengan men-drag dan drop (klik, lalu tekan tahan) pertanyaan tersebut ke section lain.

Di setiap section, di paling bawah kamu bisa memilih ke mana setelah pengunjung mengisi formuli pada section tersebut. Kamu bisa memilih ke formulir selanjutnya atau ke section tertentu, atau langsung mengirim/submit formulir.


CARA MEMBUAT QUIZ DI GOOGLE FORMS
Google Forms juga memungkinkan guru membuat kuis yang dapat memperlihatkan hasil ujian yang dimasukkan dalam formulir secara langsung. Fitur ini sangatlah berguna untuk mengumpulkan nilai-nilai secara singkat tanpa perlu memeriksa hasil tes satu per satu.

Klik tombol Gerigi di atas.


Lalu klik tab Quizzes. Nyalakan opsi “Make this a quizz”. Lalu pilih apa saja yang bisa dilihat oleh murid yang mengisi tes (pertanyaan terlewat, jawaban yang benar, dan lainnya). Klik Save.


Kembali ke formulir. Klik pada pertanyaan pilihan ganda. Klik Answer key untuk menambah kunci jawaban.


Lalu pilih jawaban yang benar pada pilihan ganda. Klik Done jika sudah selesai.


Cara Menghubungkan Google Forms dengan Google Sheets untuk Melihat Respons
Respons secara default dapat dilihat secara langsung di tab sebelah kanan formulir itu sendiri. Tapi kamu bisa menggunakan Google Sheets sebagai tempat mengumpulkan respons dengan cara yang lebih detail.

Informasi dari Google Sheets sendiri nantinya juga bisa dibuka sebagai file di Microsoft Excel atau sebagai file PDF.

Masuk ke tab Responses. Klik tombol hijau Google Sheets di sana.


Kamu bisa membuat Google Sheets baru atau menggunakan file Google Sheets yang sudah kamu buat sebelumnya. Klik Create.


Jika kamu membuat baru, maka akan muncul tab baru yang memperlihatkan halaman Google Sheets. Di sini muncul kolom-kolom yang dibuat secara otomatis dari pertanyaan-pertanyaan yang kamu buat.

CARA MEMBAGIKAN LINK GOOGLE FORMS
Setelah formulir Google Forms selesai dibuat, kamu bisa membagikan link-nya sehingga formulir tersebut dapat diisi oleh siapa pun.

Klik tombol Send.


Klik tab link. Lalu klik Copy.

Kita bisa mencentang kotak Shorten URL untuk membuat URL lebih pendek. Setelah itu kita tinggal membagikan url tersebut sesuai tujuan masing-masing. Entah melalui medsos, grup whatsapp, website dan sebagainya.

Selain link saja, kamu juga bisa mengirim link tersebut ke email secara langsung di sini, atau embed formulir sehingga dapat diisi secara langsung di website-mu.

Membuat Google Forms sangatlah mudah dilakukan. Kamu bisa membuat tes atau soal ujian, survei, atau bahkan halaman checkout pembelian dengan Google Forms. Lalu memonitor responsnya melalui Google Sheets.

Cara Membuat Cloud Storage File Server Dengan Sistem Operasi FreeNAS

FreeNAS adalah sistem operasi yang dapat diinstal di hampir semua platform perangkat keras untuk berbagi data melalui jaringan. FreeNAS adalah cara termudah untuk membuat tempat terpusat dan mudah diakses untuk data Anda. Gunakan FreeNAS dengan ZFS untuk melindungi, menyimpan, dan mencadangkan semua data Anda. FreeNAS digunakan di mana saja, untuk rumah, bisnis kecil dan perusahaan.

Web Interface
Antarmuka Web menyederhanakan tugas administratif. Setiap aspek dari sistem FreeNAS dapat dikelola dari Antarmuka Web.
File Sharing
SMB / CIFS (Berbagi File Windows), NFS (Berbagi File Unix) dan AFP (Berbagi File Apple), FTP, iSCSI , dan banyak lagi.
Replikasi
Gunakan fitur Replikasi untuk mengirim Snapshots melalui jaringan ke sistem lain untuk pemulihan bencana offsite yang sebenarnya.

Jika bootable installer sudah di persiapkan sistem freenas adalah sebagai berikut:

Link Download ISO www.freenas.org
Buatlah bootable iso freenas terlebih dahulu sebelum memulai instalasi.

Step 1 – Install/Upgrade Pilih Install/Upgrade untuk instalasi FreeNAS

Step 2 – Confirmation, Yes Pilih Yes, untuk memulai instalasi FreeNAS.





Step 3 – Pilih Disk untuk Sistem FreeNAS Pilih disk yang akan digunakan sebagai sistem freenas

step 4 – Setting Root Password Bagian ini untuk mengatur root password sistem FreeNAS.

Step 5 – Pilih Boot Mode Pilih Mode Boot BIOS, mengikuti rekomendasi hardware menggunakan UEFI.

Step 6 – Reboot Server Instalasi selesai.

FreeNAS. Secara otomatis jika ada DHCP Server masuk ke ethernet FreeNAS maka FreeNAS akan secara otomatis mendapatkan IP Address. 

Tampilan Dashboard konfigurasi Dasar Freenas


Step 1 – Setting Web Access ke menu: System – General Setting Protocol, Web GUI IP Address, Web GUI HTTP Port, Web GUI HTTPS Port, Language, TimeZone.


System – General
Step 2 – Setting NTP Servers
Konfigurasi berikutnya adalah NTP Servers, masuk ke menu: System – NTP Servers. Lakukan pengubahan pada daftar ntp yang sudah ada. Pada bagian ini saya hanya mengubah alamat ntp menjadi
0-2.id.pool.ntp.org


System – NTP Servers
Step 3 – Setting Email akun Root
Masuk ke menu: Accounts – Users kemudian pilih user root dan Edit.

Testing Send Email
Step 4 – Setting Hostname, Default Route & Nameservers
Masuk ke menu: Network – Global Configuration.
Network – Global Configuration


Step 5 – Setting Static IP Address FreeNAS
Masuk ke menu: Network – Interfaces – Add. Point
Anda bisa atur pada sistem FreeNAS maupun bisa anda atur pada perangkat DHCP Server.

Network – Interfaces
Setelah selesai tahap ini, silahkan reboot server anda.

Tips Untuk Membuat Situs Website Yang Hebat

Pada zaman sekarang, membuat situs website sangatlah penting terutama untuk anda yang mempunyai sebuah perusahaan ataupun bisnis. Website akan mempermudah orang orang untuk mengetahui apa saja value yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.

Daftar Isi
Konten
Responsif
Optimasi
Kesederhanaan
Memiliki Ruang
Kontras
Interaksi
Navigasi

Situs website sekarang menjadi fundamental utama di suatu perusahaan, tanpa website orang orang akan kesulitan dan minim informasi tentang perusahaan tersebut. Tapi apa yang membuat sebuah situs website itu menjadi hebat? Apa saja yang dibutuhkan agar nilai dari situs website tersebut menjadi hebat?

1. Konten
Tips yang pertama adalah sebuah konten. Konten disini yang dimaksud adalah isi dari website itu sendiri. Tentang apakah website tersebut disukai pengunjung atau tidak, apakah membuat pengunjung bertahan lama di website anda tersebut. Situs web dengan konten luar biasa, disajikan dalam berbagai format, dapat menarik lebih banyak pengunjung dan menciptakan keterlibatan yang lebih baik.

Jika masih bingung konten apa yang cocok untuk di website anda, anda bisa melihat dulu visi misi perusahaan anda itu apa dan bagaimana, dengan seperti itu anda akan mempunyai gambaran. Setelah itu cari refernsi yang sejenis, lalu buat sebuah kerangka terlebih dahulu, lalu anda bisa memperhalus konten tersebut lalu dipublish.
Update terus konten anda biar para pengunjung tidak bosan untuk mengunjungi website anda.

2. Responsif
Tips yang kedua adalah tentang responsif. Responsif adalah suatu keadaan sebuah halaman web dimana tampilannya akan cocok, rapi dan tetap enak dilihat jika diakses dari perangkat apapun dengan resolusi layar yang berbeda. Biasanya untuk responsif terdapat di device HP, Table, Laptop, Dan komputer.

Situs web dengan konten luar biasa, disajikan dalam berbagai format, dapat menarik lebih banyak pengunjung dan menciptakan keterlibatan yang lebih baik.

Responsif juga akan membantu pengguna dalam memanjakan mata dan mempermudah menggunakan ketika dia memakai device apapun. Biasanya saya sering menemui website yang bagus dan keren akan tetapi ketika dibuka melalui device HP itu akan sangat berbalik bahkan saya tidak tahu cara memakainya seperti mudahnya saya memakai website tersebut. Ini sangat penting dimana kebanyakan orang lebih ingin yang praktis ketimbang harus membaut laptop mereka.

3. Optimasi
Tips ketiga adalah optimasikan website anda. Optimasi sendiri adalah proses membuat perubahan pada website untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi pada Search Engine Result Page (SERP). Berdasarkan beberapa faktor, Search Engine akan mengevaluasi website relevansi website anda dan keterbacaan konten website anda sebelum memberikan posisi atau peringkat pada SERP. Semakin relevan mesin pencari dalam menentukan website anda untuk pencarian, semakin tinggi peringkat website anda.

Pengoptimalan mesin telusur yang berhasil secara organik dapat meningkatkan peringkat Google dan dapat membantu mengubah pengunjung menjadi klien. Optimasi sebuah website sangat penting jika anda masih baru saja membangun sebuah website akan tetapi konten yang anda berikan sangat menarik dan valueable dan sangat berguna bagi pengunjung.

4. Kesederhanaan
Tips ke empat adalah sebuah kesederhanaan. Kesederhanaan disini yang dimaksud adalah sederhana dalam menggunakan sebuah fitur website tersebut. Situs web dengan navigasi sederhana dan antarmuka pengguna yang efisien lebih mudah untuk dijelajahi dan membuat konversi yang lebih tinggi.

Jika di perusahaan anda menargetkan rentan usia dari 30 tahun keatas, sebisa mungkin anda menggunakan fitur yang sangat memudahkan dalam menggunakannya walau mereka hanya menggunakannya dalam sekali. Itu akan membuat pengunjung yang lain akan mengunjungi situs anda hanya karena kesederhanaan tersebut.

5. Memiliki Ruang
Tips yang kelima adalah memiliki ruang lebih. Penggunaan ruang lebih yang efektif benar-benar dapat menyatukan desain dan menciptakan harmoni dan juga keseimbangan pada konten situs web tersebut.

6. Kontras
Tips yang ke enam adalah sebuah kontras warna. Kontras warna sangat sangat dibutuhkan dimanapun kita berada termasuk untuk website kita sendiri. Karena visual diam yang dapat berbicara yaitu sebuah warna yang cocok dan juga enak di pandang. Jika pemilihan warna yang dipilih bisa kontras maka apa yang penjung lihat juga kontras. Memanjakan mata pengunjung juga akan membuat dia tidak bosan dan akan sering kembali ke website tersebut.

Situs web yang menggunakan prinsip utama desain grafis ini dapat memberikan penekanan pada dampak dan memiliki keragaman warna yang baik.

7. Interaksi
Tips ketuju adalah sebuah interaksi yang ada di dalam website tersebut. Interaksi didalam sebuah website sangat penting karena untuk menyakinkan apakah website tersebut masih digunakan atau tidak. Interaksi juga sangat penting dalam membantu pengunjung untuk berinteraksi satu sama lain.

Situs web yang memungkinkan pengunjung berinteraksi dengan elemen tertentu untuk membuatnya beranimasi dapat menciptakan pengalaman yang lebih imersif.

8. Navigasi
Navigasi website yang ditampilkan pada menu dan link adalah petunjuk bagi pengunjung, untuk mendapatkan informasi halaman-halaman pada website Anda. Pengunjung akan semakin mudah menemukan halaman-halaman lain, dari menu navigasi yang Anda buat.

Tidak hanya bagi pengunjung, sistem navigasi pada website juga sangat disukai oleh search engine, karena memudahkan sistem mereka untuk melakukan crawling dan mengetahui detail website yang Anda buat.
Sistem navigasi perancang yang baik bersama dengan penggunaan yang efektif Calls-To-Action dapat mengarahkan pengunjung ke halaman penting dengan lebih baik.
Kesimpulan

Jadi ketika anda ingin membuat sebuah situs website setidaknya anda harus memasukkan lebih dari 5 tips yang ada diatas agar anda bisa mendapatkan pengunjung yang banyak dan tidak akan bosan ketika ada di website anda. Tapi yang paling utama adalah sebuah konten.

Konten yang sangat penting, berarti, simple, dan mudah dipahami akan membuat orang sering mengunjungi website anda, terutama yang website nya mudah digunakan secara sederhana dan tidak berbelit belit. Keren emang penting, keren saja tapi pengunjung tidak bisa menggunakan dan kesusahan ya buat apa juga.

Dan yang penting lagi adalah responsif yang bisa dipakai diberbagai device yang dimiliki. Karena itu cukup membantu kita ketika kita sedang malas membuka sebuah laptop.

Konfigurasi Laravel dan Strukturnya

Pengembangan sebuah website akan lebih mudah jika menggunakan tools yang tepat, seperti pemilihan framework yang tepat. Framework yang baik ialah framework yang sesuai dengan kebutuhan sebuah website yang sedang kita kembangkan.

Laravel adalah sebuah framework PHP yang dirilis dibawah lisensi MIT dan dibangun dengan mengimplementasikan konsep MVC (Model, View, Controller). MVC itu sendiri adalah sebuah teknik dimana ia memisahkan logic dan view dari sebuah aplikasi namun ketika ditampilkan terlihat saling berkolaborasi namun di dalam struktur folder mereka dipisahkan.

Model. Model ibaratnya mewakili basis data, biasanya didalam model terdapat fungsi-fungsi yang dapat membantu seorang developer untuk mengolah basis data dari aplikasi/website yang tengah dibuatnya.
View. View itu sendiri adalah bagian yang mengatur tampilan yang akan ditampilkan kepada user. Bisa dikatakan halaman web.
Controller. Controller merupakan jembatan yang menghubungkan model dengan view didalam sebuah website/aplikasi.

Apa Fitur yang Disediakan Laravel?
Bundles. Yaitu sebuah fitur dengan pengemasan modular dan tersedia di berbagai aplikasi.
Eloquent ORM. Yaitu penerapan PHP lanjut yang menyediakan metode internal dari "Active Record" yang mengatasi permasalahan di dalam database.
Application Logic. Merupakan bagian dari aplikasi yang menggunakan controller atau bagian route.
Reverse Routing. Mendefinisikan relasi antara Link dan Route.
Restful Controller. Memisahkan logika dalam menangani POST dan GET
Migration. Menyediakan sistem kontrol untuk database.
Automatic Pagination. Menyederhanakan tugas dari penerapan halaman.
Unit Testing. Untuk menguji agar mencegah dari regresi.
Struktur Laravel

Terdapat 2 struktur laravel yaitu Direktori Root dan Direktori App.
Struktur Root Terdiri dari:
Direktori App = berisi source code inti aplikasi.
Direktori Bootstrap = berisi file app.php yang mem-bootstrap framework.
Direktori config = berisi semua file konfigurasi aplikasi .
Direktori Database = berisi migrasi database. Dapat menggunakan direktori ini untuk menyimpan database SQLite.
Direktori Publik = berisi file index.php, yang merupakan tampilan awal masuk ketika memasuki aplikasi atau ketika mengakses laravel dan mengkonfigurasi pemuatan otomatis. Direktori ini juga menampung aset seperti gambar, JavaScript, dan CSS.
Direktori Resources = berisi tampilan Anda serta aset mentah yang tidak dikompilasi seperti LESS, SASS, atau JavaScript serta menampung semua file bahasa pemrograman.
Direktori Routes = berisi semua definisi rute untuk aplikasi. Secara default, beberapa file rute disertakan dengan Laravel: web.php, api.php, console.php, dan channels.php.
Direktori Storage berisi aplikasi penyimpanan seperti upload file dll. Framework storage (cache), dan log yang dihasilkan oleh aplikasi. Direktori aplikasi dapat digunakan untuk menyimpan file apa pun yang dibuat oleh aplikasi.
Direktori Tests = berisi uji test berbagai kasus
Direktori Vendor berisi dependensi Composer Anda.

Struktur App Terdiri dari:
Direktori Broadcasting = berisi semua kelas saluran siaran untuk aplikasi. Direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuatkan untuk Anda saat Anda membuat saluran pertama.
Direktori Console = berisi semua perintah Artisan kustom untuk aplikasi.
Direktori Events = direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuat untuk Anda dengan perintah event: generate dan make: event Artisan. Events dapat digunakan untuk mengingatkan bagian lain dari aplikasi bahwa tindakan tertentu telah terjadi, memberikan banyak fleksibilitas dan pemisahan.
Direktori Exceptions = berisi penangan pengecualian dan merupakan tempat yang baik untuk menempatkan pengecualian apa pun yang dilontarkan oleh aplikasi Anda. Jika Anda ingin menyesuaikan bagaimana pengecualian Anda dicatat atau ditampilkan, Anda harus memodifikasi kelas Handler di direktori ini.
Direktori Http = berisi pengontrol, middleware, dan permintaan. Hampir semua logika untuk menangani permintaan yang masuk ke aplikasi akan ditempatkan di direktori ini.
Direktori Jobs = direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuat jika Anda menjalankan perintah make: job Artisan.
Direktori Listeners = direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuat jika Anda menjalankan perintah event: generate atau make: listener Artisan. Direktori Listeners berisi kelas yang menangani event. Misalnya, event UserRegistered mungkin ditangani oleh pendengar SendWelcomeEmail.
Direktori Mail = direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuat jika Anda menjalankan perintah make: mail Artisan. Direktori Mail berisi semua kelas yang mewakili email yang dikirim oleh aplikasi Anda.
Direktori Model = berisi semua kelas model Eloquent. ORM yang fasih disertakan dengan Laravel menyediakan implementasi ActiveRecord. Setiap tabel database memiliki “Model” yang sesuai yang digunakan untuk berinteraksi dengan tabel itu. Model memungkinkan Anda membuat Query untuk data di tabel Anda, serta menyisipkan record baru ke dalam tabel.
Direktori Notifikasi =direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuat jika Anda menjalankan perintah make: notification Artisan. Direktori Notifications berisi semua notifikasi “transaksional” yang dikirim oleh aplikasi Anda, seperti notifikasi sederhana tentang peristiwa yang terjadi dalam aplikasi Anda. Notifikasi Laravel menampilkan abstrak pengiriman notifikasi melalui berbagai driver seperti email, Slack, SMS.
Direktori Policies = direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuat jika Anda menjalankan perintah make: policy Artisan. Direktori Kebijakan berisi kelas kebijakan otorisasi untuk aplikasi Anda. Kebijakan digunakan untuk menentukan apakah pengguna dapat melakukan tindakan tertentu terhadap resources.
Direktori Providers = berisi semua penyedia layanan untuk aplikasi seperti layanan bootstrap. Dalam aplikasi Laravel baru, direktori ini sudah berisi beberapa penyedia. bebas menambahkan penyedia sendiri ke direktori ini sesuai kebutuhan.
Direktori Rules = direktori ini tidak ada secara default, tetapi akan dibuat jika Anda menjalankan perintah make: rule Artisan. Direktori Rules berisi objek aturan validasi kustom untuk aplikasi.

Langkah awal konfigurasi laravel
Langkah awal konfigurasi laravel yaitu environment configuration. Perlu diketahui diawal bahwa laravel menggunakan library PHP DotEnv yang dibuat oleh Vance Lucas.

Pada saat instalasi laravel pertama kali, direktori root aplikasi berisi file .env.example namun jika anda melakukan instalasi menggunakan composer file tersebut akan otomatis di duplikat menjadi .env . jika tidak anda harus melakukan duplikat dan mengganti nama file yang telah di duplikat secara manual.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila suatu saat terjadi kesalahan ketika mengubah konfigurasi, masih terdapat file backup yaitu env.example tersebut. Sehingga konfigurasi dapat dikembalikan ke default dengan melihat isi file env.example atau melakukan duplikasi file kembali. 

 :

File .env sangat penting maka dari itu tidak boleh commit pada sistem control aplikasi anda, karena terdapat 2 alasan yaitu
Karena setiap developer mungkin membutuhkan konfigurasi .env variable yang berbeda.
Karena alasan keamanan, jika penyusup mendapatkan akses ke repositori sistem control aplikasi anda kemudian dapat mengakses file .env tentu sangat beresiko karena kredensial sensitif apapun akan terungkap.

Untuk mengatasinya, dapat dengan membuat file .env.testing yang kemudian file ini akan menimpa .env saat menjalankan tes PHP unit atau saat menjalankan perintah artisan denngan opsi .env adalag testing bukan sesungguhnya.

Berikut isi default dari file .env.example :APP_NAME=Laravel APP_ENV=local APP_KEY= APP_DEBUG=true APP_URL=http://localhost LOG_CHANNEL=stack DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=laravel DB_USERNAME=root DB_PASSWORD= BROADCAST_DRIVER=log CACHE_DRIVER=file QUEUE_CONNECTION=sync SESSION_DRIVER=file SESSION_LIFETIME=120 REDIS_HOST=127.0.0.1 REDIS_PASSWORD=null REDIS_PORT=6379 MAIL_MAILER=smtp MAIL_HOST=smtp.mailtrap.io MAIL_PORT=2525 MAIL_USERNAME=null MAIL_PASSWORD=null MAIL_ENCRYPTION=null MAIL_FROM_ADDRESS=null MAIL_FROM_NAME="${APP_NAME}" AWS_ACCESS_KEY_ID= AWS_SECRET_ACCESS_KEY= AWS_DEFAULT_REGION=us-east-1 AWS_BUCKET= PUSHER_APP_ID= PUSHER_APP_KEY= PUSHER_APP_SECRET= PUSHER_APP_CLUSTER=mt1 MIX_PUSHER_APP_KEY="${PUSHER_APP_KEY}" MIX_PUSHER_APP_CLUSTER="${PUSHER_APP_CLUSTER}"

Pointnya adalah file .env berisi tentang konfigurasi dasar yang perlu diatur pada project laravel.
Konfigurasi dasar apa saja yang akan diatur ?


DB_CONNECTION = digunakan untuk mengkoneksikan database , disini menggunakan database mysql
DB_HOST= digunakan untuk menunjukan alamat database, secara default yaitu 127.0.0.1
DB_PORT= digunakan untuk menunjukan port yang berhubungan dengan database, pada Mysql menggunakan port 3306.
DB_DATABASE= digunakan nama yangsesuai dengan nama database yang akan digunakan.
DB_USERNAME= digunakan untuk username credensial untuk mengakses database. Jika anda menggunakan XAMPP secara default menggunakan username root.
DB_PASSWORD= digunakan untuk password credensial untuk mengakses database. Jika anda menggunakan XAMPP secara default password yang digunakan kosong.

Konfigurasi File .env atau folder config?
Sebenarnya keduanya adalah konfigurasi dasar laravel, namun perbedaannya jika pada file .env konfigurasi dijadikan dalam 1 file sedangkan pada folder config dibeda-bedakan konfigurasinya menjadi beberapa file seperti berikut :


Namun konfigurasi yang ada dalam file .env lebih diutamakan dibandingkan konfigurasi pada file-file yang berada dalam folder config. Dilihat dari kemudahan penggunaan file .env lebih banyak digunakan.

Jika terjadi perbedaan konfigurasi semisal pada file.env menggunakan nama database “A” sedangkan pada file konfigurasi database.php yang ada pada folder config dengan nama “B”. maka tetap yang diutamakan adalah file.env sehingga yang dijalankan adalah database “A”. Namun jika ingin konfigurasi yang dilakukan pada folder config dijalankan maka anda dapat menghapus file .env .

How to Install and Configure FreeNAS for a NAS Backup

FreeNAS is an open-source operating system based on FreeBSD that allows you to create your own NAS on a dedicated machine or a virtual machine in a few simple steps. A NAS created with FreeNAS is the fastest and cheapest way to create a network device for file-sharing or backup.

FreeNAS is based on ZFS, which is an open-source file system, a RAID controller and an enterprise-level volume manager, which guarantees perfect data integrity. Eliminates most, if not all, of the deficiencies found in legacy file systems and hardware RAID devices. Among the other basic and advanced features, which make FreeNAS a professional choice, we find a sophisticated web interface, the ability to create SMB / CIFS shares (Windows File shares), NFS (Unix File shares), AFP (Apple File Shares) and iSCSI (block sharing), the ability to connect via FTP and S3 (based on Minio), and data snapshot and replication capabilities.

In this guide, we will configure a basic system on a Hyper-V virtual machine, with the configuration below:
One virtual disk on IDE interface to install the FreeNAS operating system
Two identical SCSI virtual disks with which we will then create the RAID system for data storage

Please note: in this tutorial we used a virtual machine only for testing purposes. To get the maximum safety when using a RAID array, please consider using a physical machine, or make sure the virtual disk files used to build the RAID array are saved on different physical drives.

Let’s see the configuration in the image below:



Clearly, the exact same configuration and installation can be done on a physical machine. In this tutorial, the user is considered to be able to configure and start a Hyper-V virtual machine in a basic way.

The first thing to do is to download the FreeNAS installation disc from the official site, in the form of an .ISO file: https://www.freenas.org/download-freenas-release/

Once you have created a new virtual machine in the Hyper-V management console, connect the .ISO file as a virtual machine boot CD, as shown in the images below:


Then proceed starting the virtual machine (the boot from CD should be set by default, as shown in the image above) and the FreeNAS installation:




In the next step, the installer will ask you to select the disk to install. Select the single disk that we have created earlier for this purpose, but leave the other two deselected (we created them to be used as a RAID volume to store data, so we will configure them later):


On the next screen, set the password for the root user. This password will then allow you to access the web interface of the NAS:


On the next screen, select the BIOS boot mode, for a better compatibility:


Then the installation will be completed in a few seconds. Now disconnect the ISO file (the installation CD) and restart the machine:




FreeNAS configuration
Upon restarting, the FreeNAS system will be ready for configuration, showing the following interface:


Here you can see the IP address of the NAS system, which is the one needed also to access the web interface for configuration. You also have the ability to configure different system settings, such as the network parameters and the root user password. From here you can also restart the FreeNAS system or access the shell.

Now let’s see how to access the web interface to configure the FreeNAS system.

The first thing to do is to configure the two SCSI disks we have created as a single RAID volume, which will be used as the main disk for data storage and network shares.

After logging in, proceed with the configuration:


Quit the wizard and check if the disks are correctly detected:


Then proceed to create a RAID volume with the two disks highlighted in the image above.

Let’s go to “Volume Manager” and set everything up as follows:


Give the Volume a name (here we chose “RAID”), click on the “+” button to add the available disks, then set the volume layout to “Mirror” (ie a RAID 1). By default, the maximum available capacity will be selected. Click on “Add Volume” (any data on the disks will be erased). Then check that the RAID volume is created correctly:



Create a user account
Our purpose in configuring this FreeNAS system is to create a network device for data backup, through an SMB share for Windows systems.

The volume /mnt/RAID we have just created is also called a “Dataset“. As you can see in the menu on the left, you can create additional Datasets, to which you can also assign different SMB shares and different user permissions. In this example, we will use the newly created volume, /mnt/RAID, directly as a Dataset.

Now you need to create a user who must have write and read permissions in the Dataset /mnt/RAID and an SMB share to access the data from Windows systems.

To create the user, go to the appropriate menu and click on “Add user”:


Specify the username, the Full Name, and the password. You can leave all other settings to their default values.

After you added the user account, you must make sure it has all the necessary Dataset permissions. So go into the list of volumes, and under /mnt /RAID, click on “Change Permissions”:


As we can see in the image above, you must select the user you just created, then set “Permission Type” to “Windows” and check the “Set permission recursively” option. Apply the settings by clicking on “Change”.

Create an SMB share
All that remains now is to create the SMB share.

Go into “Services – Control Services” to enable the SMB service, to allow access to the share from Windows:


Click on “Start Now” and select the “Start on boot” option.

Go to the “Windows (SMB) Shares” menu and click on “Add Windows (SMB) Shares”. As you can see in the image below, it will be required to specify the path of the share (in our case always /mnt/RAID) and its name (for the sake of clarity we have called it “RAID”, like the Dataset, but the name, will then be the one visible from Windows and can be any name of your choice).


At this point, the configuration is completed. From any Windows machine on the network you can immediately access the share and copy any files into it.


Backup to NAS
Now that your FreeNAS device is configured and the shared folder accessible by the specific user and password you created (this is very important to avoid data loss due to ransomware viruses), you can use it as a network destination for Windows backup.

To perform backups to FreeNAS of files, drive images, database backups or virtual machines, it is advisable to use Iperius Backup, which, in addition to providing many types of backups, allows you to automatically authenticate by user name and password in network shares, to guarantee a high level of security.